Anies jg menyebut, penetapan tersangka Johnny G Plate, ” Merupakan ujian dan cobaan,” katanya.
Pengakuan Anies dirinya tidak khawatir jika elektabilitasnya turun usai Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan kasus dugaan korupsi pengadaan menara BTS 4G Kementerian Kominfo.
Menurutnya, ‘Hal tersebut merupakan urusan yang remeh-temeh,” katanya. Dan menilainya kemajuan Indonesia tidak dinilai dari raihan persentase.
“Urusan kita lebih besar daripada sekedar jumlah suara daripada persentase republik ini tidak diatur tidak dipikirkan lewat persentase,” tuturnya.
Manuver Anies-Paloh-Nasdem Usai Johnny G Plate Ditetapkan Tersangka Korupsi
Ketua DPP Nasdem Willy Aditya, menyebut, “Aparat main tangkap karena Presiden Sekarang :Petugas Partai'”. Sementara Presiden Jokowi secara tegas tidak ikut campur dalam urusan hukum. Hukum tidak boleh diintervensi oleh siapapun, termasuk oleh Presiden.
Kejagung tersangkakan Johnny G Plate
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengumumkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Johnny G Plate — ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan menara Base Transceiver Station (BTS) BTS 4G BAKTI Kominfo dan infrastruktur pendukungnya — pada Rabu (17/5/2023).
Kasus ini sangat strategis merupakan proyek diperuntukkan bagi orang banyak di wilayah terluar, terpencil, dan terdepan sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Dalam mewujudkannya terjadi penyelewengan anggaran yang terindikasi tindakan pidana korupsi hingga naik ke tahap penyidikan, tercatat semenjak, 30 November 2022.
Dalam proyek ini, ada lima paket proyek yang ditangani BAKTI Kominfo, berada di wilayah 3T: yakni terluar, tertinggal, dan terpencil, seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan NTT.
Proyek ini diinisiasi sejak akhir 2020 terbagi atas dua tahap dengan target menyentuh 7.904 titik blankspot serta 3T hingga 2023.
Tahap pertama, BTS berdiri ditargetkan di 4.200 lokasi rampung pada tahun 2022 dan sisanya diselesaikan tahun 2023.
Kejagung sudah menetapkan dan menahan sejumlah tersangka dalam kasus ini. Mereka ialah Anang Achmad Latif (AAL) selaku Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Kemudian, Yohan Suryanto (YS) selaku Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, bersama Irwan Hermawan selaku Komisaris PT Solitech Media Sinergy.
Dua tersangka lainnya ialah GMS selaku Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia dan seorang tersangka berinisial MA.
