Tanggap Covid-19 Hadirkan Konflik Komunikasi

Oleh : Kristiya Kartika

Penulis, Ketua Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Swadaya Nasional (LPPSN)

Berbagai langkah dunia dalam mengantisipasi darurat convid-19 terbukti hadirkan konflik komunikasi akibat konflik kepentingan. Dunia dihadapkan pada sisi tanggap darurat setelah terbukti virus corona lahirkan berbagai kesulitan bahkan penderitaan bagi manusia dan masyarakat.

========================================

Begitu kencang dan kerasnya gerak sang virus, akibatkan dunia fokuskan arah, aktivitas, pemikiran sampai pembiayaan guna hadapi akibatnya.

Hampir banyak ahli dan pemikir yg terlena pada penanganan akibat virus corona ini, sampai nyaris terlewatkan arah pikiran yg bermuara pada sebab-sebab sesungguhnya dari lahirnya virus itu.

Terlena bukan berarti keliru atau salah. Karena jika terlena sedikit saja bisa membuat melayangnya puluhan, ratusan, ribuan, bukan mustahil jutaan nyawa manusia, meski tanpa tahu sebab substansialnya.

Namun justru faktor penyebab substansial itulah yang juga tidak boleh terhiraukan secara serius.

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang dipicu oleh infeksi virus corona kini telah menjadi sebuah Pandemi. Disebut Pandemi, karena Covid-19 telah menyebar secara global, seluruh dunia.

Sampai 27 Maret 2020, pasien positif terinfeksi virus corona (covid-19) di tanah air berjumlah 1.046 orang. Yang meninggal 87 orang dan yg sembuh 46 orang.

Sedangkan jumlah korban meninggal di Italia dalam sehari mengalami penurunan dari 793 orang saat 21 Maret menjadi 651 orang pada 22 Maret dan 601 orang pada 23 Maret. Sementara kasus baru virus corona juga mengalami penurunan. Pada 21 Maret 6.557 orang menjadi 4.789 orang pada 23 Maret.

Sementara di Spanyol, korban meninggal berjumlah 2.182 orang. Yang terkonfirmasi pada 22 Maret 2020, kasus virus corona naik dari 28.572 kasus menjadi 33.089.

Reaksi / tanggapan komunitas dunia, termasuk Negara, juga bervariasi. Mulai langkah yang dianggap “cepat” sampai “lamban”. Indonesia, pada awalnya oleh dunia, termasuk oleh WHO dianggap “lamban”.

Anatomi Tanggap Covid-19

Tanggap atas merebaknya Covid-19 cukup beragam, meluas dan mendalam, melanda seluruh dunia. Faktor komunikasi dalam tanggap tersebut sangat mewarnai respons, komentar bahkan reaksi masyarakat.

Namun dalam tulisan ini, dari berbagai tanggap Covid-19 tersebut, aksentuasi telaah serta analisisnya bermuara pada dua substansi berupa “pemikiran”, “kajian”, “program”, sampai “aksi” baik dalam perspektif individu maupun komunitas/ masyarakat yang perlu dilaksanakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: