Jakarta, EDITOR.ID,- Banjir bandang menerjang kawasan Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Puncak Bogor, Jawa Barat. Suasana mencekam. Peristiwa ini terjadi pada minggu malam (2/3/2025). Warga panik. Suami istri terseret air bah dan sedang dievakuasi tim SAR.
Banjir bandang terparah menimpa Kampung Pansiunan, RW 01, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Banjir besar ini imbas hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejak Minggu siang.
Banjir bandang ini membuat banyak rumah warga mengalami rusak parah. Tak hanya membuat rumah warga hancur, banjir bandang juga memutus salah satu jembatan yang ada di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. Jembatan penghubung antardesa ini putus diterjang luapan Sungai Ciliwung pada Minggu (2/3/2025) malam.
Jembatan putus itu merupakan akses menuju Desa Tugu Utara dan sejumlah wisata, vila, hingga kafe yang kerap diburu wisatawan. Jembatan ini berjarak hanya sekitar 50 meter dari Jl Raya Puncak.
Banjir bandang bermula saat air Kali Cisaru meluap hingga setinggi lutut dengan arus yang deras. Tiba-tiba banjir bandang datang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkapkan warga yang sebagian besar dalam keadaan panik karena banjir bandang datang secara tiba-tiba itu beruntung bisa menyelamatkan diri dengan berlindung dari arus deras menggunakan alat seadanya.
Warga bernama Roy (41) sebagaimana dilansir dari detikcom menceritakan detik-detik banjir menerjang. Ia menyebut rumah adik dan pamannya terendam banjir. Rumah adik dan pamannya itu roboh, lalu menimpa rumah sekitar.
“Rumah paman saya itu kan di belakang tuh, posisi ruangan kamar itu memang di atas sungai, jadi kamar itu roboh. Terus nimpa lagi ke rumah yang sebelah, roboh lagi kamarnya, kena lagi rumah adik saya, roboh lagi itu kamar belakangnya. Iya, jadi ada tiga ruangan di sini yang roboh,” kata Roy ditemui di lokasi, Minggu (3/3/2025).
Roy menyebut peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.15 WIB. Ia sempat memanggil paman dan adiknya agar segera keluar dari rumah karena mendengar suara arus Sungai Ciliwung sangat deras.
“Kan arus sungai itu kan deras sekali ya, banyak batu-batu besar terbawa, beradu kan sama batu-batu lain, kedorong juga kena tembok rumah kan, jadi kedengar kan sama saya. Saya panggil-panggil itu paman saya sama bibi, supaya keluar rumah maksudnya,” kata Roy.
“Pas keluar rumah, baru tuh air dari belakang itu muncul. Kan posisi sungai di belakang rumah, jadi maju ke sini airnya, wah ngeri pokoknya, ngegolak (memutar) itu air di dalam rumah,” imbuhnya.