Sehingga keputusan Pak Jokowi mengeluarkan kebijakan impor pangan, lanjut Khairil, sebagai kebijakan sangat cerdas demi menyelamatkan dan mengantisipasi kekurangan pangan.
Selain itu, menurut Khairil, Presiden juga membaca data dan mengantisipasi karena setidaknya ada 4 juta – 4,5 juta bayi yang lahir setiap tahun. Sehingga kebutuhan terhadap pangan seperti beras akan bertambah setiap tahun.
“Semua butuh makan, penduduk kita sudah hampir 280 juta jiwa butuh makan, semua butuh beras, butuh beras semua,” tegas Khairil.
Khairil memuji ketahanan pangan yang dikembangkan Presiden Jokowi dibantu para menterinya mulai menghasilkan tanda positif. Produksi jagung Indonesia terus meningkat setiap tahun. “Sehingga ini dapat mengurangi ketergantungan impor,” tegas Khairil.
Indonesia masih mengimpor jagung 3,7 juta ton di tahun 2015, namun saat ini berkurang menjadi 800 ribu ton.
“Ini saya harus acungkan jempol petani yang tanam jagung, lalu padinya ini harus dikejar agar tidak impor,” kata Khairil. (tim)
