Jokowi Bangun Kawasan Industri di Papua

EDITOR.ID – Jakarta, Sejumlah kawasan industri terpadu gencar dibangun pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu yang akan dibangun adalah kawasan industri ‘raksasa ‘di Indonesia bagian timur khususnya di Papua, tepatnya di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kawasan Industri Teluk Bintuni ini terletak di Desa Onar Baru Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat dengan luas lahan sekitar 2.112 hektare.

Luasan itu lebih besar dibandingkan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah yang memfokuskan pada industri forrenikel seluas 1.200 hektare.

Proyek Kawasan Industri Teluk Bintuni dimasukkan dalam daftar rekapitulasi usulan tambahan anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2021, yang dibahas melalui rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perindustrian pada Kamis (3/9/20).

Dari dokumen yang ada, terdapat usulan tambahan anggaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebesar Rp 13,1 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 12,8 triliun diproyeksikan untuk pembangunan infrastruktur Kawasan Industri Teluk Bintuni dengan skema multiyears, pada luas lahan sebesar 1.000 hektare terlebih dahulu.

Rincinya, anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan lahan sebesar Rp 1 triliun dan pematangan lahan Rp 1 triliun. Selain itu, terdapat pula rencana investasi prasarana sebesar Rp 4,8 triliun, pengadaan Power Plant (100 MW)

Rp 1,75 triliun, WWTP Rp 52,5 miliar, dan WTP (1000 l/s) Rp 658 miliar.

Selanjutnya, investasi sarana Rp 1,8 triliun, pelabuhan & peralatan Rp 3,8 triliun, pelabuhan (amonia, batubara dan container) Rp 3,6 triliun, serta peralatan pelabuhan Rp 150 miliar dan perpipaan Rp 309 miliar.

Biaya pengadaan lahan diasumsikan Rp 50-100 ribu/m2. Rencana pengembangan Kawasan Industri 1.000 ha terdiri dari Zona Industri Utama (methanol dan urea), Zona Industri Turunan (polietilen dan polipropilen), Zona Fungsi Pendukung dan Infrastruktur.

“Pada luasan 1000 ha, pelabuhan yang dibutuhkan 3 dermaga untuk Pelabuhan Amonia, Pelabuhan Batubara dan Stockpile, dan Pelabuhan Container,” tulis dokumen tersebut, dikutip Jumat (4/9/20).

Dalam dokumen tersebut, disebutkan juga bahwa Kawasan Industri Teluk Bintuni atau Bintuni Industrial Estate dibangun dengan estimasi waktu 4 tahun. Tahap I proyek ini meliputi pengembangan Kawasan Zona Industri difokuskan kepada pengembangan pabrik metanol. Adapun ekspektasi produksi methanol sebesar 950.000 mtpa.

“Supply Gas berasal dari BP Tangguh sebesar 90 mmscfd, dengan potensial penambahan pada tahun 2026 sebesar 90 mmscfd,” pungkasnya. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: