Berikut Sosok Calon Ketua Umum Partai Golkar
Nama-nama Calon Ketua Umum Partai Golkar sudah muncul kepermukaan meski Munas Partai beringin baru digelar pada Desember 2024 mendatang. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadia dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Keempat tokoh senior Partai Golkar ini akan bertarung memperebutkan posisi puncak sebagai nahkoda partai.
Lantas bagaimana profil para kandidat pemimpin Partai Golkar. Berikut ini profil sosok keempat tokoh Golkar tersebut:
Sosok Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto lahir di Surabaya pada 1 Oktober 1962. Pria berusia 61 tahun ini merupakan anak dari Hartarto Sastrosoenarto (Ayah) dan Hartini Hartarto (Ibu).
Airlangga mengemban pendidikan terakhir di Melbourne Business School – University of Melbourne Australia pada tahun 1997. Dari pendidikannya itu dia meraih gelar Master of Management Technology (MMT).
Selain itu, Airlangga juga mendapatkan anugerah gelar dari 2 perguruan tinggi. Gelar pertama yakni Honorary Doctorate in Development Policy dari The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, South Korea (2019), lalu gelar kedua yakni Doctor Honoris Causa di bidang Manajemen Olahraga dari Unnes (2020).
Airlangga kini menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi. Dia menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Sebelumnya pada pemerintahan Jokowi periode 2014-2019 , Airlangga juga sempat mejabat sebagai Menteri Perindustrian yakni pada tahun 2016-2019.
Selain itu, Airlangga juga sempat menjabat sebagai Komisaris di beberapa perusahaan besar. Dia juga pernah mengemban tugas sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Golkar.
Sosok Bahlil Lahadalia
Salah satu tokoh Golkar yang namanya masuk bursa Calon Ketua Umum adalah Bahlil Lahadalia. Politisi ini lahir di Banda, Maluku pada 7 Agustus 1976. Bahlil resmi dilantik sebagai Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di Kabinet Indonesia Maju Jilid II Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 28 April 2021.
Saat SMP, Bahlil sempat bekerja sebagai kondektur. Kemudian ketika SMA, ia bekerja sebagai sopir angkot agar bisa membeli sepatu dan tetap bersekolah.
Upayanya ini membuat Bahlil mampu melanjutkan ke pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Saat menjadi mahasiswa, Bahlil aktif dalam berorganisasi dan pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Pimpinan Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Usai lulus kuliah, ia memulai karir dengan menjadi pegawai kontrak di perusahaan Sucofindo.
Selanjutnya, Bahlil bersama rekan-rekannya mendirikan kantor konsultan IT dan keuangan. Di usia 25 tahun, Bahlil pun ditunjuk sebagai direktur wilayah Papua perusahaan tersebut dan membawahi 70 orang karyawan.
