Borok di BUMN Jiwasraya Direksi Harus Tanggung Jawab

EDITOR.ID, Jakarta,- BUMN PT Asuransi Jiwasraya Persero saat ini jadi sorotan publik. Sorotan muncul setelah perusahaan asuransi tertua di Indonesia tersebut gagal membayarkan klaim nasabah sebesar Rp802 miliar pada Oktober 2018 lalu. Sejumlah kalangan mendesak aparat hukum khususnya Kejaksaan Agung agar segera bisa mengungkap siapa pelaku dibalik kegagalan mengelola manajemen perusahaan pelat merah itu hingga negara dirugikan.

Pengamat bahkan menduga kondisi Jiwasraya yang defisit hingga Rp 10 triliun lebih dan gagal bayar klaim nasabah adalah bagian dari bobroknya manajemen perusahaan pelat merah tersebut yang dibiarkan sejak lama.

Pengamat BUMN Urbanisasi menilai sebagai perusahaan yang mengelola kepercayaan dana masyarakat seperti bank, asuransi BUMN Jiwasraya harusnya menjaga prinsip kehati-hatian (prudent) dalam mengelola dana masyarakat untuk di investasikan pada keranjang investasi yang aman.

Urbanisasi (ist)

“Misalkan menempatkan dana premi nasabah pada investasi yang terjamin seperti misalnya Surat Utang Negara (SUN),” ujar Urbanisasi di Jakarta, Sabtu (28/12/2019)

Urbanisasi juga menyoroti belum adanya kepekaan direksi untuk melakukan efisiensi dalam biaya operasional manajemen. Sehingga meski perusahaan negara ini dalam keadaan merugi dan negatif, direksi dan jajaran manajemen tetap merasa dalam zona nyaman dan bergaji besar.

“Saya menyarankan kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar ke depan jangan lagi menggunakan pola menggaji direksi dan manajemen BUMN dengan gaji wah, tapi ironisnya BUMN yang dikelola sedang akan bangkrut,” saran Urbanisasi.h

Menurut Urbanisasi, Direksi dan Pimpinan BUMN seharusnya diberikan gaji atau pendapatan sesuai dengan kondisi BUMN yang dipimpinnya. “Kalau memang BUMN itu banyak utangnya, trus dimasukkan direksi baru juga tidak mengubah keadaan, buat apa dia dibayar mahal. Kalau pendapat saya si direksi itu ya di punishment saja, ia digaji rendah atau kalau perlu tidak usah digaji karena merugikan negara,” paparnya.

Sehingga ke depan orang yang dipercaya mengelola BUMN memang benar-benar profesional. Sosok yang memang benar-benar ingin bekerja keras buat BUMN. “Bukan seperti benalu BUMN, cuma lihat gajinya besar kemudian berambisi jadi direksi BUMN, tapi BUMN nya ga maju-maju bahkan nyaris bangkrut, ini kan sangat memprihatinkan dan ironis sekali,” paparnya.

Saat ini aparat hukum tengah terus menelusuri kasus nyaris bangkrutnya BUMN Jiwasraya. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menganalisa kemungkinan banyak pihak yang mendapatkan keuntungan pribadi dalam pengelolaan Jiwasraya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: