Untuk Melenggang Menuju Pilkada 2024, Haruskah RK Jadi Kader Partai?

screenshot 2021 06 09 11 27 31 39

EDITOR.ID, Bandung – Komunikasi politik menuju Pemilu Capres/Cawapres 2024 semakin hari akan semakin menghangat.

Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya, beberapa waktu belakangan ini, beberapa tokoh yang digadang-gadang akan maju di pemilu 2024 mendatang sudah saling membangun komunikasi satu sama lain.

Seperti halnya pertemuan antara Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat dengan Agus Hari Murti Yudhoyono serta Ridwan Kamil-Airlangga baru baru ini. Bahkan saat ini juga beredar isu bahwa pria yang akrab disapa Kang emil juga disinyalir akan segera bergabung dalam sebuah partai politik.

Terkait komunikasi politik tersebut, Pakar Politik Universitas Padjajaran (unpad) Prof.Muradi menyarankan agar Ridwan Kamil tidak masuk dalam partai politik manapun saat maju dikancah Pilpres 2024. Tetapi alangkah baiknya dari mulai saat ini Ridwan Kamil menjalin komunikasi politik yang baik dengan partai politik sehingga bisa diusung oleh partai politik yang bersangkutan.

“Menurut pandangan saya akan lebih baik kalau Ridwan Kamil tidak berpartai, karena dengan cara begitu dia akan menutup ruang ruang yang lain,” jelas Muradi, Rabu (9/6/2021).

Diungkapkan Muradi, gaya politik Ridwan Kamil (RK) memang berbeda, dan lebih mengedepankan sosok dan figur secara pribadi. Sehingga tidak heran mesin politik ridwan Kamil untuk menuju Pilpres 2024 belum jalan, Hal itu tentunya berbeda dengan Ganjar Pranowo yang memang merupakan orang partai dan telah memiliki tim pemenangan serta relawan.

“RK ini harusnya sama dengan Anis, dalam posisi tidak berpartai. Ini akan menutup ruang yang lain. karena dalam banyak hal ada partai yang tidak punya kader. Misalnya PKS, PAN, Nasdem, PKB dan lainnya. Jadi lebih baik RK berkomunikasi dengan partai partai itu ketimbang masuk partai,” katanya.

Menurutnya dengan tidak masuk partai, peluang Ridwan Kamil untuk melakukan komunikasi dengan pimpinan partai menjadi lebih leluasa. Beda halnya saat ia masuk kedalam sebuah partai politik, dimana ia harus mengikuti aturan main partai yang bersangkutan.

“Kalau RK masuk partai segmennya hanya menjadi terbatas sebatas partai itu. Tetapi beda halnya kalau ia tidak berpartai, segmennya akan menjadi lebih luas, tergantung bagaimana ia berkomunikasi,” katanya.

Terkait itu, lanjut Muradi, alangkah baiknya kalau Ridwan Kamil lebih membina suara di Jawa Barat yang mencapai lebih dari 48 juta suara pemilih.

“Jabar itu kan jadi sentra suara dengan 48 juta pemilihnya, itu sekitar 20 persen suara nasional. Jadi dengan menggalang suara di jabar saja, saya kira siapapun parpol atau calon presiden akan punya posisi bargaining di level nasional,”pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: