Siaran Analog Dihentikan, Pemirsa TV Diprediksi Turun Drastis Lantaran Praktis Nonton Youtube

Beda dengan media sosial Youtube dan Tiktok, video yang disajikan beragam dan sangat berwarna sesuai permintaan dan selera dari penonton. "Ini akan menjadi ancaman tersendiri bagi dunia industri penyiaran yang sedang terancam akan mulai ditinggalkan pemirsanya," kata Edi Winarto.

Makanya ia malas untuk membeli STB karena antara kebijakan dengan perwujudannya tak sesuai janji semula bahwa ketika kebijakan migrasi analog ke digital diberlakukan maka pemilik TV jenis lama akan dibagikan STB secara gratis namun ternyata tidak.

“Saya malas membeli STB karena saya membaca berita di masa awal sosialiasi penerapan televisi digital akan dibagikan STB gratis, tapi nyatanya hanya terbatas warga tertentu, ya sudah kapan-kapan saja membelinya kalau ada niat mau nonton televisi paling nanti kalau suami suka bola pasti akan membeli,” katanya.

Warga Kabupaten Blitar Lebih Pilih Nonton Youtube dan Tiktok Ketimbang TV

Hal yang sama juga dialami warga wilayah pesisir Utara Kabupaten Blitar yang sudah tak lagi memiliki akses menonton televisi karena analog dimatikan sementara STB tidak gratis tapi diwajibkan untuk membeli.

Warga pasrah dan tidak berbuat banyak untuk mencari set top box dan sebagainya karena selama ini lebih sering menonton di HP daripada di TV.

Salah seorang warga Dusun Putuk Dawung, Desa Semen, Kecamatan Gandusari Yanti (32) mengaku hanya tahu sekilas soal migrasi siaran TV itu.

Menurutnya, warga sekitar juga hanya mendengar kabar atau informasi dari mulut ke mulut.

“Iya tahu kalau mau diganti ke digital. Ya, pasrah saja. Manut, mau gimana-gimana juga sudah ada perintah dari pusat,” ujarnya sebagaimana dilansir detikcom, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, warga hanya bisa pasrah atas kebijakan pemerintah pusat. Termasuk soal pergantian siaran TV analog ke digital.

Sebabnya hal itu tidak terlalu mempengaruhi warga dalam beraktivitas. Telebih bagi warga yang jarang, bahkan tidak menonton TV.

“Di sini sepertinya jarang yang masih nonton TV. Beberapa juga sudah ada yang pakai TV digital kaya ini, tapi ya buat nonton YouTube saja,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Fariatul (25), yang mengatakan lebih sering menonton YouTube di HP dibandingkan menonton TV.

Alasannya, karena siaran atau video di YouTube lebih bervariasi. Sedangkan di TV hanya sebatas sinetron dan lain sebagainya.

“Iya kadang masih nonton TV untuk lihat berita. Tapi ya jarang sekali. Lebih sering menonton di HP,” kata Fariatul.

Selain itu, kata dia, warga pesisir lebih banyak yang menggunakan TV dengan parabola.

Sebabnya, siaran TV dengan satelit lebih jernih seperti TV digital. Tapi kelemahan dengan parabola, ada beberapa program yang terkunci atau tidak dapat diakses.

“Sekarang lebih praktis pakai HP, lewat youtube atau lainnya. Di sini kalau ada yang nonton TV biasanya pakai parabola, jadi pergantian itu, ya, tidak masalah,” pungkasnya. (tim)

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: