Santri dan Nahdliyin Patuhi Pemerintah untuk Tidak Mudik

ilustrasi santri

EDITOR.ID, Jakarta,- Ada sikap elite yang akan memberikan dispensasi kebebasan kepada santri untuk mudik. Sikap ini tentu sangat bertentangan dengan kebijakan pemerintah melarang mudik demi menekan laju penularan Covid-19.

Namun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan sikapnya bahwa seluruh santri dan Ponpes Nahdliyin tetap akan mematuhi pemerintah untuk tidak mudik. Tidak ada perlakuan khusus bagi santri atau nahdliyin.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Suhud memastikan, seluruh pesantren Nahdliyin mematuhi keputusan pemerintah untuk tidak mudik yang mulai berlaku sejak Kamis (6/5/2021)hingga Senin (17/5/2021).

Terkait sikap elite yang berbeda terhadap boleh tidaknya santri mudik, Marsudi mengatakan hal itu membuat para santri bingung. Kendati demikian, dia kembali memastikan semua pesantren mematuhi larangan tidak mudik tersebut.

“Kami mempunyai tiga ribu Gugus Tugas Covid-19. Sesungguhnya kalau di setiap kabupaten, kami mempunyai komunikasi antarpondok pesantren yang satu sama lain khususnya di bawah NU ini. Maka ketika sekarang tidak boleh diperbolehkan mudik, yah sudah tidak mudik,” ujar Marsudi, Rabu (5/5/2021).

Menurut Marsudi, ketaatan pesantren PBNU terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari covid-19. Meski demikian, larangan santri mudik membawa kontribusi besar agar penularan Covid-19 di tanah air dapat diatasi dengan cepat.

Marsudi mengatakan, peran pesantren NU sangat vital dalam mengurangi penularan pandemi covid-19.

Sejauh ini, total 28.000 pesantren dengan enam juta santri berada di bawah naungan PBNU di seluruh Indonesia.

Adapun santri yang telanjur pulang, menurutnya sudah terjadi jauh-jauh hari sebelum pemerintah menyatakan larang mudik.

“Sudah enggak ada. Misalnya ada, waktu sebelum puasa memang sudah ada yang pulang. Itu biasanya rombongan, tidak pakai bus umum. Anak saya kemarin di Jawa Timur, pulangnya rombongan,” jelas dia.

Dia menambahkan, berkurangnya kasus covid-19 di pesantren belajar dari kasus terpaparnya 539 santri di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi pada September 2020.

“Sesungguhnya yang di pondok rata-rata aman. Anak ini, anak aman. Kalau cek kesehatan, dia (santri) tidak fit langsung isolasi. Kalau reaktif saja, belum positif, itu langsung diisolasi,” katanya.

Di sisi lain, Marsudi mengapresiasi pondok pesantren yang mematuhi larangan pemerintah tersebut. Dia juga mendorong pemerintah untuk memberikan apresiasi kepada pesantren yang taat dan patuh terhadap larangan tersebut.

“Kami mengapresiasi pesantren yang melaksanakan protap dan melaksanakan aturan pemerintah. Betapapun berat ya tetap mereka jalankan. Apresiasi untuk para kiai-kiai dan pengurus pesantren,” pungkasnya sebagaimana dilansir dari Tribun. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: