Ruang Kerja Vs Infrastruktur Pendidikan

doc7agsgq342z81l3sbi4r8

EDITOR.ID, Jakarta,- Beredar kabar jika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyiapkan penataan ruang kerja dan ruangan rapat gedung A di Kemendikbud. Pengadaan ini mengambil uang dari anggaran APBN yang dialokasikan untuk kementrian ini. Konon nilainya lebih dari Rp 5 miliar.

Dalam situs lpse.kemdikbud.go.id, terungkap bahwa nilai pagu rencana penataan ruang kerja dan ruangan rapat gedung A itu mencapai Rp6.500.000.000.

Sementara Nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 5.391.858.505 yang nantinya akan dikelola oleh biro umum dan pengadaan barang dan jasa.

Pembelanjaan untuk mempercantik ruang kerja dan ruang rapat Kantor Kemendikbud ditengah rakyat sedang susah akibat terdampak Pandemi Covid-19 langsung mendapat sorotan publik.

Salah satu yang menyoroti kebijakan pemborosan keuangan negara ini adalah Public Watch Integrity (PWI). Lembaga pemantau kebijakan publik ini menilai penataan ruang kerja dan ruang rapat sebagai sebuah hal yang belum mendesak atau urgent dibandingkan dengan kebutuhan perbaikan sarana fisik sekolah yang disana sini masih memprihatinkan.

“Misalkan untuk pelaksanaan tatap muka (PTM) di sekolah kan tidak semua siswa bisa mengikuti, hanya separuh atau beberapa siswa, nah sisanya kan harus mengikuti secara teleconference, apakah pihak sekolah sudah menyiapkan perangkat teleconference seperti layar monitor yang bisa diakses siswa yang tidak bisa ikut tatap muka agar juga bisa menyimak melalui ponsel android mereka,” ujar peneliti PWI Edi Winarto di Jakarta, Jumat (10/9/2021)

PWI juga mengingatkan bahwa banyak gedung sekolah saat ini sudah mulai kusam karena sudah hampir dua tahun tidak dipakai kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka. “Maka dibutuhkan pembersihan, pengecatan, penataan jendela lebih banyak agar ventilasi udara besar dan penyemprotan desinfektan agar siswa dalam belajar merasa aman dan nyaman dan terhindarkan dari penularan virus,” katanya.

Katakanlah, lanjut Edi Winarto, dana Rp 5 miliar tersebut bisa digunakan untuk pengadaan bantuan alat Prokes untuk mencegah penularan virus Corona saat kegiatan tatap muka belajar digelar, maka akan lebih bermanfaat. Daripada digunakan mempercantik ruang kerja dan ruang rapat.

“Mas Nadiem sebagai menteri Pendidikan dan kebudayaan tentunya akan lebih banyak terjun ke lapangan untuk memantau kondisi dan situasi pelaksanaan belajar tatap muka apakah sudah memenuhi syarat bagi keamanan kesehatan atau tidak sehingga Mas Menteri akan dapat masukan banyak di lapangan, ngapain mesti harus menata-nata ruang kerja, saya kira Mas Menteri akan banyak di lapangan daripada di kantor atau ruang kerja,” papar Edi Winarto.

Susi Sindir Nadiem Soal Renovasi Ruang Kerja Rp5 M

Sorotan juga datang dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Tokoh wanita yang dikenal nyentrik ini ikut menyindir Mendikbud Nadiem Makarim soal anggaran renovasi ruang kerja yang mencapai Rp5 miliar.

Susi mengatakan bahwa dirinya ingin mendapatkan dana sebesar itu juga untuk membangun sekolah canggih yang berteknologi tinggi.

“Saya ingin punya 5 M untk bangun 10 kelas canggih bebas iuran lengkap dengan gadget dan teknology canggih untuk bisa belajar jarak jauh,” Susi melalui akun Twitter @susipudjiastuti dikutip Indozone, Jumat (10/9/2021).

Susi merincikan, dengan uang sebesar Rp5 M itu dia bisa membangun sekolah dengan fasilitas lengkap seperti transportasi siswa dan sarana olahraga.

“1 bus sekolah, hall olahraga, lapangan bola dll. Asyik,” lanjut dia. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: