RSUD Tegal Akan Miliki Laboratorium PCR

Semangat tenaga kesehatan dan tenaga medis harus selalu dijaga agar terhindar dari rasa cemas dan depresi. Publik diharapkan tidak membangun stigma negatif pada tenaga medis hanya karena dipicu oleh rendahnya pengetahuan tentang Covid-19.

“Saya yakin, mereka sudah bekerja ekstra hati-hati dan waspada, tinggal bagaimana pasien ataupun keluarga pasien jujur dalam menyampaikan informasi tentang riwayat perjalanan, riwayat sakit dan kontak eratnya.

Selain itu, Umi pun mengungkapkan, hasil jajak pendapat Humas Pemkab Tegal tentang akses informasi Covid-19, dari 477 responden-nya menyatakan 53 persen atau 253 responden mendapatkan informasi tentang Covid-19 dari media sosial seperti facebook, instagram, twitter, maupun youtube.

“Untuk itu, saya minta masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi. Melalui media sosial pula kita bisa bergerak bersama menyampaikan informasi yang benar tentang Covid-19, yang ilmiah dan realistis,” kata Umi.

Umi menambahkan, meski kebijakannya melonggarkan pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19 ditempuh untuk menstimulasi perekonomian masyarakat, akan tetapi, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga harus terus ditingkatkan.

Umi tidak ingin, kebijakannya tersebut berujung pada penciptaan klaster baru.

“Kasus persebaran Covid-19 di Kabupaten Tegal setiap harinya terus meningkat. Artinya, kondisi kita masih belum aman. Tapi, tidak selamanya pula kita bisa membatasi aktifitas sosial masyarakat, karena dampak di bidang sosial dan ekonomi juga tidak kalah besar.

Tidak ada cara lain, selain secepatnya kita beradaptasi dengan kebiasaan baru. Saya minta seluruh elemen masyarakat untuk terus mengkampanyekan 3M memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak,” pesan Umi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji menyampaikan, anggaran pembuatan laboratorium dan pengadaan peralatan RT-PCR bersumber dari Belanja Tak Terduga APBD Kabupaten Tegal Tahun 2020 tahap dua hasil refocusing yang dikelola pihaknya.

“Anggaran pengadaan laboratorium dan alat RT-PCR kita alokasikan Rp 4,2 miliar. Ada banyak manfaat sebagaimana yang telah disampaikan direktur RSUD dr. Soeselo dan Bupati Tegal.

Intinya, dengan memiliki sarana laboratorium sendiri, kita tidak perlu jauh-jauh mengirimkan spesimen swab kasus Covid-19 ke laboratorium yang ada di Kota Semarang, Surakarta ataupun Yogyakarta,” pungkasnya. (YWS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: