Raja Keraton Agung Sejagat Sengaja Aborsi di Sleman?

Purworejo – Fenomena Keraton Agung Sejagat masih menjadi perhatian publik. Salah satunya yang menjadi pertanyaan banyak pihak adalah keberadaan kuburan janin milik pasangan Toto dan Fanni di rumah kontrakan di Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Janin yang dikubur itu memang karena keguguran atau sengaja digugurkan?

Polres Sleman masih menunggu hasil pemeriksaan Polres Purworejo maupun Polda Jawa Tengah perihal kasus Keraton Agung Sejagat yang menggemparkan itu. Pemeriksaan itu antara lain menyangkut korban maupun janin yang dikubur di Sleman.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sleman Ajun Komisaris Polisi Rudy Prabowo mengatakan sampai saat ini pihak kepolisian masih berfokus pada tindak pidana yang terjadi di Purworejo. “Polres Sleman masih menunggu hasil pemeriksaan Polres Purworejo. Kalau ada unsur pidana kemudian dilimpahkan ke Sleman akan diproses,” ujar Rudy saat dikonfirmasi wartawan, Selasa 21 Januari 2020.

Dia mengatakan sampai saat ini belum ada laporan dari korban penipuan kasus Keraton Agung Sejagat di Sleman. “Kalau ada laporan, kita akan memprosesnya sesuai dengan peraturan yang ada,” katanya.

Menurut dia tidak menutup kemungkinan ada warga Sleman yang menjadi korban. Jika ada laporan hal itu akan memudahkan dalam proses penyelidikan, baik modus dan motifnya seperti apa.

Tapi belum bisa menyimpulkan apakah karena aborsi atau tidak.

“Jika ada korban yang laporan pasti akan polisi proses. Kita lihat bagaimana modus dan motif seperti apa. Nanti akan mudah karena tersangka sudah diketahui dan ditahan, kita tinggal menghitung kerugiannya,” katanya.

Lebih lanjut Rudy mengatakan perihal janin yang dikubur di halaman kontrakan sampai saat ini juga masih dalam penyelidikan. Sampai saat ini polisi belum bisa memastikan apakah janin yang dikubur itu aborsi atau karena hal lainnya.

Dia mengatakan, faktanya memang ditemukan kuburan janin. “Tapi belum bisa menyimpulkan apakah karena aborsi atau tidak. Apakah janinnya digugurkan atau tidak kami masih menunggu,” ucapnya.

Sejak raja dan permaisuri abal-abal ditangkap, rumah kontrakan di Sleman aktivitas keraton palsu menjadi sepi. Sejumlah barang diamankan sebagai barang bukti untuk kepentingan penyidikan polisi. Di sisi lain, sejak penangkapan itu, rumah tersebut menjadi tontonan warga.

Banyak warga yang menyaksikan dari dekat rumah tersebut. Warga penasaran setelah pemberitaan yang gencar di media massa maupun media sosial. Sampai saat ini, rumah tersebut masih jaga oleh Linmas desa setempat. (dealova)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: