Polres Sragen Droping Air Bersih, Ibu-Ibu Tersenyum Bahagia

Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan memberikan droping air bersih di Desa Slendro Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen. Warga bahagia (FOTO: DWI / HUMAS MABES POLRI)

EDITOR.ID, Sragen,- Bencana kekeringan akibat musim kemarau sudah lima bulan melanda Desa Slendro, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Dampaknya, warga mengalami krisis air bersih.

Untuk mendapatkan air bersih warga terpaksa harus berjalan sejauh 5 kilometer mencari sumber air yang masih memancarkan air bersih.

Untuk menanggulangi bencana kekeringan, Polres Sragen bertindak cepat. Polres Sragen memberikan bantuan air bersih sejumlah lima tangki air bersih dengan kapasitas 8.000 liter per tangki ke warga yang terdampak kekeringan didesa tersebut pada Kamis (3/10/2019).

Kapolres Sragen Yimmy Kurniawan (FOTO: DWI/ HUMAS MABES POLRI)

Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan, mengungkapkan, pihaknya secara rutin melakukan droping air di beberapa titik kekeringan di Kabupaten Sragen.

“Minggu kemarin kami droping di Kecamatan Sumberlawang dan Kecamatan Miri, minggu ini di Kecamatan Gesi,” ujar lulusan terbaik Akpol dan peraih bintang Adhi Makayasa ini.

Pihaknya berkomitmen memberikan bantuan air bersih secara berkelanjutan hingga memasuki musim hujan.

“Semoga bantuan air bersih kami kepada masyarakat setidaknya bisa meringankan beban beberapa hari kedepan,” paparnya di hadapan wartawan.

Kondisi kekeringan seperti ini diharapkan Yimmy tidak akan ada konflik yang muncul antarwarga, semisal merebutkan air bersih.

Painem (58) salah satu warga Dukuh Kepundung Cerme RT 08 Desa Slendro, Kecamatan Gesi mengungkapkan yang menerima bantuan mengaku bahagia atas bantuan yang datang dari pihak jajaran Polres Sragen. Bantuan air ini setidaknya mengurangi beban warga yang harus mengambil air jarak jauh.

“Kalaupun membeli harganya mahal, terima kasih pak Kapolres,” aku Painem.

Painem mengaku sudah lima bulan terakhir kekeringan melanda desanya. Nyaris tidak ada hujan yang turun. Akibatnya ia mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

“Bencana kekeringan sejak lima bulan lalu, sumur-sumur tidak ada airnya lagi, kalau mandi saja harus ambil air di sumber air yang jaraknya sangat jauh,” tuturnya.

Keperluan memasak dan air minum, diperoleh dari membeli air galon yang harganya cukup mahal buat warga desa.

Sedangkan untuk mandi dan mencuci, menunggu bantuan air bersih dari pemerintah, kepolisian juga swasta.

“Alhamdulillah setiap satu minggu, pasti ada yang droping air ke sini, ada dua hingga tiga kali entah dari pemerintah, kepolisian juga komunitas,” lanjut dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: