“Lalu diperpanjang sampai Maret, untuk mencetak taruhlah sederhana tiang-tiang pemancar signal itu seharusnya 1.200 lalu ditunda karena barangnya enggak ada,” ungkap Mahfud.
Akhirnya, proses penyelesaian tahap pertama diperpanjang hingga Maret 2023. Namun, hanya dibangun 985 tiang mati dan belum dioperasikan.
“Itukan mau membangun 4.800 tiang. Tiang itu dijeda dengan satelit. Lalu oleh BPKP ditemukan hanya ada 985. Itu pun disampel tidak ada, hanya barang-barang mentah. Mati gitu enggak ada gerakan sinyal dioperasikan,” jelasnya.
Mahfud menambahkan dari proyek mangkrak itu, Kejaksaan Agung mulanya menghitung kerugian negara sekitar Rp1 triliun. Namun, BPKP ikut memeriksa proyek mangkrak itu. Belakangan kasus korupsi proyek BTS terungkap merugikan negara Rp 8 triliun.
“Mangkrak dan belum ada barangnya, yang adapun mangkrak. Oleh sebab itu semula dihitung kerugian oleh kejaksaan itu sekitar Rp 1 sekian trilun, namun kemudian BPKP turun tangan,” papar Mahfud MD.
“Diperiksa itu ternyata mulai dari perencanaan, dari mulai penunjukan konsultan, penunjukan barang, mark up dan sebagainya itu. Nah itu yang kemudian dijadikan alasan,” tambahnya.
Dia mengatakan PPATK dan BPKP juga sudah berkoordinasi sejak awal dengan Kejaksaan Agung. Dia menyebut seluruh bukti akan dibuka di pengadilan nanti.
Penjelasan Mahfud MD mendapat respon positif dari kalangan warganet. Sebuah akun di twitter memberikan tanggapan bahwa penjelasan Mahfud MD ini akhirnya membuka kotak pandora kasus korupsi Jhonny Plate terang benderang. Sehingga rakyat Indonesia yakin bahwa telah terjadi korupsi ugal-ugalan karena yang dilakukan bukan mark up harga, melainkan nyolong duit seolah-olah pekerjaan-nya ada.
“Jika Surya Paloh dan Anies merasa dizolimi dan sakit hati, padahal BPK dan kejaksaan sudah jelas menemukan angka-angka dan bukti nyolong tersebut, maka rakyat Indonesia bukan lagi merasa dizolimi dan disakiti melainkan benar-benar dizolimi dan disakiti oleh Surya Paloh dan Anies yang terang-terangan menafikan dugaan perbuatan korupsi Jhonny Plate,” sebut akun tersebut.
Belakangan, proyek tersebut ternyata dikorupsi secara berjamaah mulai dari vendor hingga pejabat di Kominfo. Ada enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Salah satunya adalah Johnny G Plate.
Kejagung kemudian menetapkan Johnny G Plate sebagai tersangka usai diperiksa untuk ketiga kalinya di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta.
Penyidik menemukan adanya bukti soal keterlibatan Plate. Meski belum disampaikan bukti apa yang dimaksud serta dugaan keterlibatannya.
