Lebih 8.000 Orang Bersihkan Kali Ciliwung Pecahkan Rekor

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Turut Berkontribusi Sebagai Wujud Kepedulian Antam Terhadap Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

EDITOR.ID, Jakarta,- Lebih dari 8.000 orang serentak bergotong royong membersihkan sampah di sepanjang Kali Ciliwung. Kegiatan massal ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak membersihkan sungai.

Sebanyak 8.305 orang berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih sampah serentak yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 36 titik lokasi di 33 Kecamatan.

Sungai yang dibersihkan sepanjang 39,6 kilometer (km) Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dari hulu ke hilir mulai dari Kecamatan Cisarua Bogor hingga Kecamatan Pademangan Jakarta Utara.

Dalam kegiatan ini PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turut berkontribusi.

Dalam keterangan resminya, Direktur Operasi dan Produksi Antam, Hartono mengatakan Antam mendukung kegiatan itu sebagai implementasi dari kepedulian perusahaan dalam mendukung pelestarian lingkungan.

“Kami terus berkomitmen dan berperan aktif dalam mewujudkan inovasi di bidang lingkungan, khususnya di sekitar wilayah operasi Perusahaan,” kata Hartono.

Kegiatan bersih-bersih serentak ini diselenggarakan oleh Kementerian LHK @KLHK yang melibatkan 29 CEO Perusahaan, komunitas, akademisi, dan masyarakat sekitar pada 23 Juni 2019. Hal ini merupakan wujud kepedulian Antam terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan di sekitar wilayah operasi Perusahaan.

Kegiatan dimulai dari Kecamatan Cisarua Bogor hingga Kecamatan Pademangan Jakarta Utara sepanjang 39,6 kilometer Daerah Aliran Sungai Ciliwung pada 36 titik lokasi di 33 Kecamatan.

Piagam MURI diberikan kepada Siti Nurbaya bersama dengan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan MR Karliansyah, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, serta Bupati Bogor Ade Yasin dan Mantan Menteri LHK Kabinet Pembangunan zaman Orde Baru Sarwono Kusuma Atmaja.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan gerakan komunitas Ciliwung sudah berorientasi ke depan dan mengadopsi adaptasi serta mitigasi perubahan iklim dan sistem tanggap darurat bencana alam.

“Kolaborasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, aktivitas dan komunitas merupakan hal penting. Dan konsep ekoriparian adalah konsep yang paling tepat bersama masyarakat dalam menjaga Ciliwung,” ungkapnya di Yayasan Bambu Indonesia, Bogor.

Kegiatan itu diikuti oleh pegawai KLHK, Pemerintah Daerah, Masyarakat di sepanjang DAS Ciliwung, Komunitas Peduli Ciliwung, Lembaga Pendidikan dan Gerakan Pramuka dan perusahaan. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: