Kisah Mahasiswi Harvard “Sulit” Cari Tempat Sholat, Ditolong Orang Yahudi ke Mushola

EDITOR.ID, Jakarta,- Nama Nadhira Nuraini Afifa sempat menyita perhatian publik. Saat pidato ilmiah mahasiswi Universitas Harvard tersebut mampu memukau civitas akademika universitas nomor satu dunia ini.

Sosok Nadira tiba-tiba viral setelah video wanita kelahiran Jakarta itu beredar luas di kalangan warga dunia maya. Kehebatan Nadira terlihat saat ia berkesempatan menjadi pembaca pidato mewakili angkatannya di wisuda online Universitas Harvard pada 28 Mei 2020 lalu. Videonya beredar luas.

Diketahui Nadhira menuntaskan pendidikan magister di Department of Global Health and Population, Harvard T.H. Chan School of Public Health, Amerika Serikat.

Tahukah anda bahwa sebagai seorang wanita muslim, Nadira yang sedang menimba ilmu di negeri orang yang mayoritas penduduknya non muslim punya kisah mengesankan?

Baru-baru ini, Nadhira menceritakan pengalamannya selama menimba ilmu di Universitas Harvard. Hal tersebut disampaikan Nadhira dalam kanal YouTube Gita Wirjawan yang diunggah pada 23 September 2020.

Nadhira mengatakan bahwa ia masih belum tahu apakah lingkungannya di Harvard benar-benar menerima dirinya sebagai seorang muslim atau tidak.

Karena di negeri Paman Sam yang mayoritas masyarakatnya non muslim untuk mencari tempat beribadah bagi kaum muslimin yang minoritas bukan hal yang mudah. Saat masih berkuliah di Harvard, Nadhira mengaku terpaksa sering melaksanakan ibadah salat di bawah tangga darurat salah satu universitas terbaik dunia itu.

“Jadi yang aku lakuin emang aku sering salat di tangga darurat dan itu sebenernya hal yang biasa aja sih aku sering juga kalau pergi ke luar negeri karena susah nyari musala atau apa, di tangga darurat aja gitu,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Pikiran-Rakyat.com.

Lebih lanjut Nadhira mengungkapkan sebuah cerita di mana ia tengah salat di tangga darurat Harvard.

Menurut Nadhira, saat itu rekannya yang merupakan seorang Yahudi membuka pintu darurat dan melihat dirinya hendak salat.

“Nah suatu waktu emang aku dari library di Countway ada di Harvard American School. Terus aku ke tangga darurat, terus pas aku mau mulai salat tiba-tiba ada yang buka pintu dan itu ternyata temen aku, aku enggak kenal dia waktu itu. Namanya Yosef kebetulan,” ujarnya.

Rupanya, pria Yahudi itu menolong Nadira dengan mengantar dan memempersilahkan Nadhira agar melakukan Sholat di praying room Harvard. Sebuah tempat yang lebih layak, bersih dan suci yang diperuntukkan untuk semua agama.

“Dia pakai school cap, topi pipih gitu yang dicepit, aku awalnya enggak tahu itu apa tapi aku ‘kayaknya itu peci’ gitu. Dan dia kayak intinya ‘ngapain kamu salat di sini, dianterin aja’ terus akhirnya dianter ke praying room-nya Harvard,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: