Samosir – Sumatera Utara, EDITOR.ID. Anggota Sat Lantas Polres Samosir Bripka Arfan Saragih memilih bunuh diri dengan meminum racun sianida usai diketahui terungkap melakukan penggelapan pajak kendaraan bermotor (PKB) hingga Rp 2,5 miliar sejak 2018 terbongkar
Melakukan penggelapan PKB hingga Rp 2,5 miliar terbongkar Bripka Arfan Saragih lakukan tidak sendiri, dalam laporannya, polisi atas nama Bripka Arfan Saragih dan komplotannya telah menggelapkan pajak kendaraan saat wajib pajak membayar pajak di UPT Samsat Pangururan, Samosir, Sumatera Utara.
Dengan terungkapnya sosok Bripka Arfan Saragih telah melakukan perbuatan tak terpujinya itu ketahuan, maka dengan demikian anggota Sat Lantas Polres Samosir yang ditemukan tewas minum racun sianida, disebut sebagai upaya bunuh diri dengan cara meminum racun sianida usai perbuatan menggelapkan PKB ketahuan, bahwa yang bersangkutan telah menghabisi nyawanya sendiri, karena malu.
Diketahui Bripka Arfan Saragih dan komplotannya telah menipu korban 300 warga wajib pajak yang sedang mengurus pembayaran pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Terbongkarnya Aksi Bripka Arfan Saragih dan komplotannya melakukan penggelapan pajak
Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Natar Sibarani, menjelaskan aksi Bripka AS terbongkar setelah seorang warga datang mengadu pada 31 Januari lalu.
Ketika para korban mengecek secara online pembayaran pajak kendaraannya.
“Jadi, pidananya yang kami terima adanya seseorang warga yang merasa dirinya ditipu masalah pajak pada tanggal 31 Januari 2023. Ternyata dicek di Samsat bahwa sudah menunggak, sementara dia setiap tahunnya membayar. Di situlah terbongkarnya,” kata Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, Rabu (15/3/2023).
Yogie Hardiman menjelaskan, aksi tipu-tipu anak buahnya itu bermula dari adanya keluhan wajib pajak, yang merasa janggal dengan pembayaran yang sudah dibayarkan oleh para wajib pajak kendaraannya.
Saat itu, wajib pajak merasa heran, lantaran uang yang sudah disetorkan kepada Bripka Arfan Saragih ternyata tidak terdata dan malah menunggak.
Saat itu warga tersebut heran ada tunggakan di kendaraannya, padahal PKB sudah dibayarkan tiap tahun.
Di sana, didapati bahwa tagihan pajak para warga tak pernah dibayar.
Sontak, warga pun mendatangi Kantor Samsat Pangururan
Atas kejanggalan itu, wajib pajak kemudian komplain, hingga kasus ini minta diselidiki.
Pihak kepolisian yang menerima laporan itu pun menyelidiki kasus tersebut. Setelah diselidiki, aksi penggelapan pajak itu ternyata dilakukan oleh Bripka AS.
Dari hasil penyelidikan, Bripka AS telah melakukan aksi itu sejak tahun 2018. Natar menyebut sejauh ini sudah ada sebanyak 181 warga yang menjadi korban.
“Jadi, setelah kami selidiki, ternyata ini terjadi sudah mulai dari tahun 2018, yang masih kita terima sekarang pengaduannya itu 181 orang. Kemungkinan masih banyak yang bertambah,” pungkasnya.
Karena aksinya diketahui Bripka AS kemudian bunuh diri dengan cara minum racun sianida. AS ditemukan tewas di Kelurahan Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada Senin (6/3) kemarin.
“Iya, diduga (Bripka AS) bunuh diri. Hasil dari pada autopsi dan isi lambung yang kita bawa ke Labfor, bahwa meninggalnya almarhum akibat dari pada sianida,” kata Natar.
Natar mengatakan penggelapan uang itu terjadi di UPT Samsat Pangururan, Kabupaten Samosir. Bripka AS melancarkan aksinya dengan berpura-pura membantu pembayaran pajak para korban.
“Modusnya itu untuk pengurus pajak. Oknumnya (Bripka AS) menyatakan dia yang menguruskan, ke loket 1 pendaftaran, ke loket 2 registrasi. Uang mengurus pajak ini sudah diberikan kepada oknum (Bripka AS) itu,” kata Natar.
Bripka As tidak sendiri dalam menjalankan aksinya menggelapkan uang pajak RP 2,5 miliar. Dia menyebut pelaku bersekongkol dengan empat pegawai Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) kini berubah nama menjadi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Sumut.
“Kita duga itu ada lima orang (terduga pelaku) untuk sementara, yang lima termasuk almarhum (Bripka AS), empat lagi itu dari Dispenda (BP2RD). Masih kita duga, karena belum ada penetapan tersangka,” jelasnya
Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir yang disebut tewas karena minum racun sianida
Bripka Arfan Saragih Minum Racun Sianida
Belakangan, setelah kasus ini mencuat dan dilidik penyidik Sat Reskrim Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih kemudian bunuh diri dengan minum racun sianida pada 6 Februari 2023.
Jasadnya ditemukan di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Namun, setelah kematian Bripka Arfan Samosir, muncul kecurigaan dari pihak keluarga.
Menurut informasi, sebelum ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada 6 Februari 2023
.
Kronologi Bripka Arfan Saragih Minum Racun Sianida
Bripka Arfan Saragih pamit dari rumahnya pada Jumat, 3 Februari 2023.
Saat meninggalkan rumah di Desa Saitnihuta, Kecamatan Pangururan, Bripka Arfan Saragih menggunakan seragam dinas lengkap.
Namun, sejak kepergiannya dari rumah, Bripka Arfan Saragih tak ada kabar.
Belakangan diketahui, bahwa Bripka Arfan Saragih sudah ditemukan tewas dalam posisi telungkup di pinggir jalan Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada 6 Februari 2023 lalu.
Saat ditemukan tewas, Bripka Arfan Saragih hanya menggunakan kaus cokelat kedinasan.
Ia masih menggunakan celana dinas, lengkap dengan kopelnya.
Di sekitar jenazah korban, ditemukan sepeda motor Yamaha RX King BK 6185 UC hijau yang biasa digunakan korban untuk berdinas.
Hasil Otopsi Jenazah Bripka Arfan Saragih
Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman menegaskan bahwa anak buahnya meninggal karena bunuh diri minum racun sianida.
Hal itu dibuktikan dengan adanya pemeriksaan terhadap jenazah korban.
Dari hasil pemeriksaan, polisi mengklaim bahwa kematian korban disebabkan lemas akibat masuknya cairan ke saluran makan hingga ke lambung dan saluran napas, disertai adanya pendarahan pada rongga kepala
Jenazah Bripka Arfan Saragih dimakamkan di Simalungun
Kematian Bripka Arfan Saragih masih menjadi misteri, khususnya untuk keluarga.
Setelah dinyatakan meninggal dunia karena minum racun sianida, jenazah korban kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, pada 8 Februari 2023 sekira pukul 22.00 WIB.
Saat keluarga mendatangi Polres Samosir, mereka masih belum percaya dengan hasil autopsi jenazah korban.
Ayah Bripka Arfan Saragih, Fince Saragih belum yakin anaknya itu bunuh diri, seperti yang disampaikan Kapolres Samosir.
Pada wartawan di Samosir, Fince sempat menyebut ada menemukan sejumlah kejanggalan di tubuh anaknya.
Pertama bagian kepala belakang yang melunak.
Kemudian, di bagian leher terdapat luka tusuk dan seperti terbakar.
Keluarga mendiang Bripka Arfan Saragih, belum berhasil diwawancarai — terutama istrinya almarhum bernama Jeni Simorangkir.***
Informasi berita ini atau artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk melakukan bunuh diri, segeralah konsultasikan persoalan anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.