Jakarta, EDITOR.ID,- Irjen Pol Dr. Herry Heryawan kini menjadi nahkoda baru jajaran Polda Riau. Herry menggantikan Kapolda Riau sebelumnya, Irjen Pol Mohammad Iqbal dalam mutasi dan promosi jabatan di jajaran perwira tinggi dan perwira menengah Polri yang digelar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal sudah menjabat lebih dari tiga tahun. Penunjukan Irjen Herry Heryawan sebagai Kapolda Riau menggantikan Mohammad Iqbal tertuang dalam surat telegram bernomor: ST/488/III/KEP./2025, tanggal 12 Maret 2025. Total ada 10 kapolda yang dimutasi,
Disebutkan, Irjen Iqbal dimutasi sebagai Perwira Tinggi (Pati) Baharkam Polri untuk penugasan di Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).
Penggantinya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk Irjen Pol Dr. Herry Heryawan.
Irjen Herry sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri dengan penugasan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Jabatan ini diembannya sejak September 2023.
Sinyal pergantian Kapolda Riau ini sudah beberapa kali diberikan Irjen Iqbal. Terbaru sinyal itu disampaikannya saat buka puasa bersama TNI, Polri dan Pemerintah Provinsi Riau, Rabu (12/3/2025).
Di acara yang digelar di halaman belakang Mapolda Riau itu, Irjen Iqbal menyebut akan pergi sebentar lagi. “Sebentar lagi saya akan pergi, entah ke mana, kita lihat saja,” ucap Irjen Iqbal dalam kata sambutannya sambil tersenyum.
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menerangkan mutasi jabatan dilaksanakan sebagai wujud upaya penguatan Polri secara kelembagaan. Terlebih, tambah dia, Polri akan melaksanakan Operasi Ketupat 2025, dalam rangka mengamankan arus mudik Lebaran.
“Bahwa pelaksanaan mutasi personel ini dilaksanakan sebagai wujud upaya penguatan kelembagaan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Polri,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho dalam keterangan tertulis, Rabu (13/3/2025).
Dalam mutasi tersebut, Kapolri menunjuk Irjen Nanang Avianto sebagai Kapolda Jawa Timur. Irjen Nanang menggantikan Komjen Imam Sugianto yang telah dilantik sebagai Asisten Utama (Astama) Bidang Operasi.
Sosok Kapolda Riau Baru Irjen Herry Heryawan
Irjen Herry Heryawan. Pria yang akrab disapa Herimen ini merupakan lulusan Akpol 1996 dan berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Dirsidik Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Ia juga punya rekam jejak panjang dalam pemberantasan kejahatan transnasional.
Pria kelahiran Ambon, 23 Februari 1972, menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Ambon seiring penugasan ayahnya sebagai anggota TNI-AD di Corps Polisi Militer di Kodam XVI/Pattimura.
Herry kemudian mendaftar menjadi calon Taruna Akademi Kepolisian di Semarang yang kemudian diselesaikan dengan baik selama 3,5 tahun tepatnya pada tahun 1996.
Sepanjang kariernya, telah menduduki berbagai posisi strategis. Irjen Herry pernah lama bertugas di Polda Kepulauan Riau, sejak tahun 1999, mulai dari Kanit, Wakasat Reskrim Polres Kepri Timur hingga Kasatreskrim Polresta Tanjung Pinang.
Herry memulai karier sebagai anggota Polri di Poltabes Semarang. Dua tahun di Poltabes Semarang, Herry Heryawan sempat menduduki jabatan sebagai Kanitresum Poltabes Semarang.
Pada September 1999 Herry Heryawan ditugaskan di Polres Kepri Timur, Polda Kepri. Di sana dia menduduki jabatan strategis mulai dari Wakasatreskrim Polres Kepri Timur hingga kemudian ditunjuk sebagai Kapolres KPPP Poltabes Balerang.
Tahun 2001-2003, pria yang akrab disapa Herrymen ini mengikuti pendidikan di PTIK. Setelah lulus dari PTIK, dia kembali dipercaya menjabat sebagai Kasat Reskrim Polresta Tanjung Pinang Polda Kepro.
Kariernya semakin melejit setelah menjabat sebagai Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2011. Sejumlah kasus menonjol pernah diungkap oleh Herrymen semasa menjadi Kasubdit Resmob ini, di antaranya menangkap Hercules dalam kasus premanisme.
Kasus menonjol lainnya yang diungkap Herrymen adalah menangkap Jhon Kei dalam kasus pembunuhan Ayung di Jakarta Pusat.
Saat menjabat sebagai Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Herry Heryawan juga mengungkap kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 2016.
Karier pria kelahiran Ambon ini semakin moncer setelah ia diangkat menjadi Wadirreskrimum Polda Metro Jaya pada tahun 2016. Di tahun yang sama ia diangkat untuk menjabat sebagai Kapolresta Depok.
Jenderal bintang dua itu juga pernah terlibat dalam penangkapan teroris, seperti Noordin M Top pada 2009, hingga pimpinan Jamaah Islamiyah Indonesia (JAI) Abu Bakar Ba’asyir pada 2010. Hal ini juga yang membawa Herry Heryawan menduduki jabatan sebagai Direktur Penyidikan Densus 88/Antiteror Polri pada 2020.
Sebelum itu, Herry Heryawan juga pernah menduduki jabatan sebagai Dirresnarkoba Polda Metro Jaya pada tahun 2019. Pengalamannya di bidang penindakan narkoba juga membawa Herry Heryawan mengungkap penyelundupan 1 ton sabu di Pantai Anyer pada 2017.
Ini adalah salah satu pengungkapan kasus terbesar Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat itu. Kala itu, Herrymen menjabat sebagai Kapolres Metro Depok sekaligus Wakasatgas Narkoba. Herry Heryawan melakukan operasi selama 2 bulan hingga berhasil menggagalkan penyelundupan sabu dari China yang dibawa oleh jaringan Taiwan itu.
Pencapaiannya dalam pengungkapan 1 ton sabu ini pula menjadi atensi Kapolri yang kemudian memberikan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) terhadapnya dan personel lain yang terlibat dalam penangkapan pada masa itu.
Kemampuan Herry Heryawan di bidang reserse tak perlu diragukan lagi. Pati Polri ini juga pernah turun langsung menangkap Richard Muljadi, cucu konglomerat di toilet salah satu restoran di kawasan SCBD, Jakarta, dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Sejumlah pengalaman diperoleh Herrymen selama berkarirer di kepolisian. Sebelum ditunjuk sebagai Kapolda Riau, polisi yang meraih gelar doktor pada 2024 ini diangkat menjadi Stafsus Mendagri Bidang Hukum dan Keamanan.
Irjen Herry resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Kepolisian dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) setelah dinyatakan lulus dalam sidang terbuka promosi doktor di Gedung Tri Brata, STIK Lemdiklat Polri pada tahun 2024.
Irjen. Pol. Dr. Herry Heryawan, S.I.K., M.H., M.Hum. berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul, ‘Upaya Pemolisian dalam Menghadapi Kompleksitas Persoalan di Papua: Penguatan Pelibatan Sosial dalam Pemerintahan, Pembangunan, dan Perdamaian’ dalam sidang terbuka yang dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana KIK, Brigjen Dr. Indarto, S.H., S.SOS., SIK., M.SI.
Dalam sidang terbukanya, Irjen Herry berhasil menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh para penguji yang terdiri dari: Kabaharkam Polri, Komjen. Dr. Muhammad Fadhil Imran, M.Si, kemudian Guru Besar PTIK-STIK Irjen. Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, M.Si.
Kemudian Akademisi sekaligus Anggota DKPP 2022-2027 Prof. J. Kristiadi, Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, M.Si, Guru Besar Unpad, Prof. Muradi, M.Si., M.Sc., Ph.D, Guru Besar STF Driyarkara, Dr. Setyo Wibowo, M.A, dan Dosen UI, Dr. Tony Rudyansyah, M.A.
Sementara Promotor dalam sidang saat itu adalah Prof. Bambang Shergi Laksmono. Sedangkan Co-Promotor yakni, Dr. Robertus Robert, M.A dan Ir. Djuni Thamrin, PH.D. (tim)