Ini Sikap PSI Soal Pembongkaran Ornamen Tionghoa

EDITOR.ID, Babel,- Pernyataan Wakil ketua DPRD Bangka Belitung (Babel), Amri Cahyadi yang mendesak aparat agar membongkar ornamen dan simbol budaya Etnis Tionghoa merupakan sikap intoleran dan tidak menghargai budaya nusantara. Hal ini menggugah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bangka Belitung Dr Mika Sianipar SpOG untuk ikut bersuara.

Ilustrasi Jelang Perayaan Imlek

“Tidak perlu dilakukan pembongkaran ornamen, karena itu merupakan bagian budaya dari masyarakat Tioghoa itu sendiri yang berkaitan erat. Kita harus hargai itu,” tegas Mika Sianipar, Sabtu (11/1/2020).

Menurut Mika Sianipar, ornamen dan simbol budaya itu berkaitan erat dengan acara keagamaan masyarakat Tionghoa di Provinsi Bangka Belitung yang sudah ada sejak tahun 1700-1800.

“Jadi sudah cukup lama, kenapa harus dibongkar. Memang yang perlu itu jangan lagi ada penambahan ornamen dan pemprov sendiri bisa memantaunya,” imbuh Mika Sianipar.

Dikatakan Mika Sianipar, ketakutan akan adanya pencaplokan kultural oleh warga Tioghoa tidak perlu berlebihan selagi terjalin komunikasi yang baik.

“Mari bergandengan tangan untuk satu kemajuan Provinsi Bangka Belitung. Mari kita sebagai para wakil rakyat tetap memberikan suport dengan komentar sejuk dan dukungan untuk kemajuan provinsi kita ini nantinya,” tukas Mika Sianipar.

Minta Bongkar Ornamen China di Babel

Sebelumnya Wakil Ketua DPRD Babel, Amri Cahyadi meminta dan mengajak Pemerintah Provinsi Babel untuk melakukan pembongkaran terhadap ornamen atau simbol-simbol budaya Tionghoa.

Bahkan, menurutnya jika dilihat dalam 10 tahun terakhir, di Bangka Belitung (Babel) juga sudah ada upaya masif untuk melakukan pencaplokan tersebut secara kultural. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pembangunan ornamen-ornamen atau simbol-simbol China di Babel baik berupa gapura, gerbang atau tempat pemujaan patung serta simbol China lainnya.

“Sepertinya ada indikasi pencaplokan fisik, kemudian upaya pencaplokan kebudayaan/kultural yang kedepannya akan mengakuisisi kedaulatan kita, ini nyata. Oleh karena itu saya mengimbau dan mengajak secara keras untuk membongkar ornamen-ornamen tersebut dan mengajak pemerintah kita dimulai dari Pemprov Babel untuk sepakat melakukan pembongkaran terhadap ornamen dan simbol-simbol tersebut di daerah kita, kecuali rumah ibadah,” katanya kepada awak media, Kamis (9/1/2020).

Amri menjelaskan, kalau rumah ibadah tidak akan dilakukan pembongkaran, karena pembangunannya sudah sesuai aturan.

Lanjut Amri menuturkan, ornamen yang dibangun ini seolah-olah diberikan dalam bentuk bantuan sumbangan dari China untuk meningkatkan pariwisata. Tetapi ini sebetulnya upaya pencaplokan secara kultural.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: