Jakarta, EDITOR.ID,- Gempa bumi mengguncang Kabupaten Bandung Jawa Barat (Jabar), Rabu (18/9/2024). Gempa ini membuat panik warga. Goyangan bumi dirasakan sekitar pukul 9:41 WIB, dengan magnitudo 5,0. Gempa Bandung menyebabkan 82 orang luka-luka, 700 bangunan rusak, membatalkan 14 jadwal kereta cepat Whoosh dan menggangu perjalanan 11 kereta api.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa berada di darat pada koordinat 7,19°LS-107,67°BT, berjarak sekitar 24 km Tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman episentrum 10 km.
Gempa bumi susulan dirasakan dengan pusat gempa pada koordinat 7,21°LS – 107,7°BT pada kedalaman 8 km dengan magnitudo M 3,2 di Kabupaten Garut.
Tak lama berselang, muncullah gempa susulan sebanyak delapan kali dengan magnitudo M 2,0-2,9. Gempa itu diduga berasal dari Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan. Sepanjang 2023, Sesar Garsela juga telah puluhan kali mengguncang Garut.
Menurut data BMKG guncangan gempa bumi dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, skala III MMI di Banjaran, dan skala II-III MMI di Lembang, Parompong, Kabupaten Bandung Barat, Baleendah, dan Garut.
Efek Kerusakan Gempa
Berdasarkan data yang dihimpun, gempa ini telah mengakibatkan korban berupa 5 orang luka berat, 14 orang luka sedang, 1 orang luka ringan. Gempa bumi ini juga berdampak pada 2 unit fasilitas pendidikan, 2 unit fasilitas kesehatan, 2 unit gedung pemerintah, dan 2 unit fasilitas ibadah di Kabupaten Bandung.
Kerusakan rumah penduduk ditemukan di Desa Cihawuk, Desa Cibeureum dan Desa Tarumajaya, Kabupaten Bandung. Di Kabupaten Garut, gempa bumi ini berdampak pada 7 unit rumah dan 1 unit fasilitas pendidikan.
Beberapa jam setelah gempa, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan analisis gempa Bandung 18 September itu. Lembaga tersebut menuding tingkat keparahan gempa disebabkan oleh kondisi batuan di sekitarnya.
Bebatuan Alami Kelapukan
Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan jika wilayah pusat gempa tersusun oleh morfologi dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Berdasarkan data tersebut, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah sedang (kelas D) pada dataran bergelombang, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.
Data memperlihatkan daerah di sekitar pusat gempa bumi tersusun oleh batuan berumur Kuarter (batuan sedimen dan batuan gunungapi).