Diwawancara VOA, Dua Aktivis Ini Buka-Bukaan Soal Narkoba, Apa Itu?

dua penggiat anti narkoba asri hadi dan budi jojo saat diundang presiden joko widodo untuk menghadiri hut kemerdekaan ri di istana presiden beberapa waktu lalu

EDITOR.ID, Jakarta,- Dua tokoh penggiat anti narkoba, Asri Hadi dan SS Budi Rahardjo buka-bukaan membongkar sejarah terkait asal usul pemberantasan narkoba dan pendirian Badan Narkotika Nasional (BNN).

Hal itu disampaikan Asri Hadi dan Budi Rahardjo dalam sebuah wawancara ekseklusif dari radio Amerika, Voice of Amerika (VOA) dalam rangka acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2021 dengan tema Perang Melawan Narkoba atau War on Drug.

Di Voice Of America (VOA) ada segmen In Case You Missed It. Ini acara bincang-bincang dengan narasumber kredibel. Join conversation yang demikian digemari masyarakat Indonesia di Amerika Serikat dan luar negeri.

Narasumber pertama adalah penggiat anti Narkoba Asri Hadi. Pria yang juga pengurus Organisasi anti Narkoba BERSAMA ini bersaksi mengungkap sejarah perjalanan pemerintah Indonesia di era Presiden Soeharto yang sudah punya komitmen kuat untuk memberantas narkoba secara tegas. Di masa itu Presiden Soeharto menerbitkan Bakolak Inpres 71.

“Kala itu leading sector-nya Kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam) permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan, penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan orang asing,” ujar Asri Hadi yang juga jurnalis senior ini menyebutkan sejarah pemberantasan narkoba.

Saat reformasi terjadi, Soeharto digulingkan terjadi kekosongan institusi yang konsen mengatasi permasalahan narkoba.

?Untunglah, saat itu ada dari jurnalis-jurnalis berintegritas yang peduli nasib bangsa tergabung di NGO RIDMA Foundation, yang kala itu di bawah naungan Kordinasi LSM Bersama. Saat itu Mensenegnya Muladi. Para jurnalis ini menemui langsung Muladi, untuk Presiden Habibie membentuk badan yang mengurusi masalah narkoba, jangan sampai terjadi vakum,? ujar Asri Hadi yang juga Pimpinan Pusat Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) ini.

Tampil di radio VOA, narasumber kedua yakni penggiat anti narkoba SS Budi Rahardjo. Budi Rahardjo adalah Ketua umum RIDMA Foundation dan hingga sekarang menjadi Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia.

Budi Rahardjo bersama Asri Hadi adalah penggerak sekaligus aktivis anti narkoba sejak Bakolak Inpres 71.

“Kami dulunya termasuk yang mendesak pemerintah untuk membentuk tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol,” papar Budi Jojo, panggilan akrab Budi Rahardjo saat menjelaskan asal muasal lembaga pemberantasan narkoba.

Di kala Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) masih belum punya dana, peran LSM (NGO) sangat mensuport BKNN. Ini suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait.

“Lembaga pemberantasan narkoba saat itu dikepalai Pak Ahwil Lutan, beliau adalah Jenderal polisi pertama yang mengepalai BKNN, yang saat diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara ex-officio,” papar Budi Jojo.

“Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personel dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri),” lanjut Pemimpin Redaksi Majalah Matra ini.

Melalui media agains drugs HealthNews, lanjut Budi Jojo, kampanye pemberantasan narkoba digaungkan.

“Bahkan media yang kami lahirkan bersama pak Jenderal Ahwil Lutan mendapat dukungan dan diapresiasi Lembaga Anti Narkoba dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni UNODC. Media kami terus mensuport kegiatan BKNN,” papar Budi Jojo.

Melalui media jaringan dibawah kendali Budi Jojo, masing-masing mengedukasi masyarakat. “Pemberitaan media itu termasuk mengingatkan, mengkritik, jika ada aparat nakal bermain narkoba atau lokasi yang menjadi sarang narkoba,? tutur S.S Budi Rahardjo, yang juga Pemred majalah MATRA & CEO Eksekutif.

Asri Hadi dan Budi mensuport Ahwil Lutan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Termasuk lagi-lagi, mendesak pemerintah agar BKNN jangan hanya sebagai badan koordinasi menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius.

Desakan dua aktivis narkoba ini berhasil menggugah kebijakan Presiden dan Pemerintah. Maka sejak tahun 2003 BNN mendapatkan alokasi anggaran dari APBN.

“Dengan alokasi anggaran APBN tersebut. Para aktivis ini juga menjadi bagian dari BNN yang terus bergerak. Hanya saja, dua tahun belakangan BNN dikritik kembali, karena setelah mendapat anggaran besar tapi malah masuk zona nyaman,” kata Budi Jojo.

BNN seakan jalan di tempat, seakan kalah pamor dengan satgas Merah Putih dari Kepolisian RI, yang tanggapan dan kinerjanya luar biasa.

Sementara itu ada momen, DPR RI mengusulkan BNN dibubarkan saja, karena tangkapan kalah banyak dengan tim satgas kepolisian RI yang membuat kita terperangah.

Berita di media massa ke masyararakat disuguhi bukan prestasi BNN, tapi dengan oknum BNN jual barang bukti hingga ?menghilangkan? uang transaksi yang disita.

?Mewakili masyarakat, kami berharap banyak dengan Kepala BNN yang baru, Komjen Petrus Golose,? masih pendapat pria yang dipanggil Jojo yang berharap BNN melibatkan kembali aktivis NGO dari media yang konsen bahaya narkoba, untuk kembali bergandeng tangan melawan bandar.

?Melakukan empowering (memberdayakan) bersama-sama dengan stakeholder terkait tentang bagaimana menanggulangi Narkotika. Kami dukung,? Asri Hadi yang Bersama Budi mengusulkan program Desa Cegah Narkoba.

Ide untuk mengaktifkan pos kamling hingga aplikasi digital untuk memberi info ke BNN terhadap kerja bandar narkoba, sudah diusulkan tapi kalah cepat dengan bandar narkoba yang terus bergerak walau di masa pandemic covid-19 saat ini.

Budi yang merupakan Ketua LSM RIDMA Foundatin dan Asri Hadi dari pengurus LSM Bersama cegah narkoba, terus bergerak memberi edukasi ke masyarakat. ?Jangan lengah, di suasana pandemi, bandar terus mencari cara memasarkan barang narkoba,? ujar para pemred itu. (tom)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: