Dahsyatt, Polisi ini Menyisihkan Gajinya Demi Membantu Nenek Sebatang Kara

EDITOR.ID, Jakarta,- Seorang anggota polisi di Kota Salatiga, Jawa Tengah ini punya kepedulian sosial yang sangat tinggi dan patut dicontoh. Namanya Tri Wijaya. Polisi berpangkat Bripka ini merelakan waktu dan sebagian gajinya disisihkan untuk merawat orang-orang jompo dan usia manula yang kehidupannya miskin.

Kehadiran Bripka Tri Wijaya telah menyelamatkan nasib nenek berumur 80 tahun. Anggota Unit Reskrim Polsek Sidomukti Polres Salatiga ini berjuang menggalang dana demi bisa membantu merawat dan menanggung hidup Mbah Surip, warga kelurahan Legok, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga, Jawa Tengah.

Bripka Tri Wijaya bersama Mbah Surip yang tinggal di Gubug Sewa (FOTO: EDI WINARTO/ EDITOR.ID)

Mbah Surip adalah nenek renta yang hidup sebatang kara. Sungguh memprihatikannya, perempuan ini juga menderita kebutaan sejak dini dan tinggal di gubuk kumuh sewa. Tidak ada yang peduli dengan kehidupannya karena tak memiliki saudara.

Namun kepedulian sosial Bripka Tri Wijaya terhadap nasib orang tua jompo miskin dan tidak mampu, membuat hidup Mbah Surip lebih layak.

Tri Wijaya mengetuk hati teman-temannya. Kemudian mengumpulkan sumbangan untuk membantu Mbah Surip. Jiwa sosial membantu orang-orang sepuh mendorong Tri Wijaya membentuk perkumpulan warga peduli sosial untuk kegiatan kemanusiaan dengan nama Lentera kasih untuk sesama (Lensa).

Melalui Lensa, Anggota Polisi yang dikenal baik hati oleh rekan-rekannya ini bersama dengan teman-temannya berinisiatif memberikan donasi, pelayanan, dan merawat masyarakat kurang mampu. Mbah Surip adalah salah seorang yang mendapat bantuan secara rutin oleh Lensa.

Setiap hari Mbah Surip mendapat kiriman makanan. Untuk kebutuhan pangan, Lensa membantu Mbah Surip karena nenek renta tersebut pernah tidak sengaja membakar jemarinya ketika sedang memasak.

Sedangkan di lokasi tempat tinggal Mbah Surip tidak tersedia saluran air. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kebersihan tubuh, cuci, dan minum, Mbah Surip harus mencari air di tempat lain. Maka Lensa memberikan bantuan air bersih di gubuk sederhana.

“Dibantu membayar sewa tanah, karena Mbah Surip hidup di bawah garis kemiskinan, beliau tidak bisa melakukan apapun karena tidak bisa melihat dan sudah sangat renta,” kata Tri Wijaya.

Pengayom masyarakat ini juga sering menemani mbah Surip yang kesepian di masa tuanya. Tri Wijaya ngemong dan menyimak obrolan dan cerita Mbah Surip yang punya hobi sering bercerita tentang masa lalunya. Lensa juga membayarkan uang sewa gubuk yang ditinggalinya dengan nilai Rp 200 ribu per bulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: