Berpikir Dialektis Saat Pandemi

img 20210906 222255

Oleh: Kristiya Kartika*

img 20210524 132336
DR. Kristiya Kartika, M.Si. M.Kom

ADALAH George Wilhelm Friedrich Hegel, lebih dikenal dengan nama Hegel, seorang pemikir modern yang cukup besar pengaruh dan sugestinya dalam pemikiran filsafat modern.

Hegel mengajarkan metode berpikir dialektika, yang substansinya dalam konteks kini harus dimaknakan sebagai tindakan komunikatif dengan menjadikan aktivitas berpikir sebagai pola komunikasi sosial yang benar. Dengan mempertentangkan dua pemikiran yang berbeda, untuk menghasilkan pemikiran yang lebih baik. Pemikiran yang masuk dalam kriteria bagus dan menguntungkan di dunia ini sesungguhnya merupakan hasil dari pertentangan dua pemikiran yang berbeda.

Dalam pemikiran Hegel, sintesis dari dua pemikiran ( ?tesis? dan ?antitesis? ) dipercaya sebagai sesuatu yg terbaik.
Maknanya, bahwa dari tiga fase ( tesis, antitesis dan sintesis ), kebenaran yang terkandung dalam tesis, dan antitesis tetap disimpan dalam sintesis pada bentuk yang lebih sempurna. Alur geraknya berlangsung secara terus menerus. Kebenaran yang dihasilkan oleh sintetis bisa menjadi tesis baru dan melahirkan antitesis baru. Demikian pula akan menghasilkan sintesis baru lagi.

Implementasi metode berpikir Dialektis, menekankan bahwa terjadinya perbedaan pemikiran apapun jangan terlalu meresahkan apalagi melahirkan keputusasaan, sepanjang masih dalam koridor kebenaran substansial.

Terminologi yang kerap digunakan dalam berbagai diskusi adalah, muara berpikir dialektis untuk meningkatkan kualitas pemikiran atau konsep yg lebih baik atas sesuatu yg diperlukan oleh individu maupun masyarakat. Dalam dunia praktikal berlaku adagium, meski disaat tertentu hasil yang diperoleh dari berlangsungnya perbedaan pemikiran, yaitu lahirnya sintesis yang lebih baik, namun faktanya sintesis tersebut akan segera diuji lagi dengan kepentingan kongkrit dalam masyarakat maupun individu. Demikian seterusnya proses alam dalam menyeleksi terwujudnya sebuah kebenaran.

Dialektika bernuansa filsafat liberal-terbatas; memiliki elemen moderat. Sebab berpikir dialektis menitikberatkan kepada logika yang benar bagi manusia. Dari perspektif Komunikasi, Dr. Budhi Susanto SJ menjelaskan, bahwa lalu lintas komunikasi sosial dalam masyarakat bertujuan menghubungkan pikiran manusia yang satu dengan yg lain untuk menemukan pola-pola bertindak. Pola tindakan tersebut berguna untuk memahami, menilai dan mengatur perilaku, nilai-nilai dan rencana-rencana pihak-pihak yang terlibat dalam kehidupan sosial sebuah masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: