Apakah Pantas FPI Dilarang

Apa yang dilakukan Rasullullah SAW ini bisa menjadi teladan bagi kita. Baik dalam ibadah maupun kehidupan sehari-hari.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

(QS Al Ahzab: 21)

Walaupun ayat ini turun ketika di dalam keadaan perang Ahzab, tetapi hukumnya umum meliputi keadaan kapan saja dan dalam hal apa saja. Atas dasar itu, Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini;

“Ayat yang mulia ini merupakan fondasi atau dalil yang agung dalam meneladani Rasulullah SAW dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam perang Ahzab, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqamah, perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari pembalasan.”

Karena itu, kita harus lemah lembut kepada siapapun. Berlaku santun dan menghindari sikap keras dan kasar. Bagi orang beriman, bukan tempatnya untuk berlaku keras dan kasar. Karena Allah SWT sangat mencintai kelembutan.

Seperti dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Muslim, disebutkan: “Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah SWT itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah SWT memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya.”

Selain itu, dalam Alquran banyak ayat yang menceritakan soal sabar. Termasuk dalam hadis. Karena itu, ada beberapa keutamaan bagi orang yang sabar dalam menjalani kehidupannya.

Pertama, sangat dicintai Allah SWT. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 153 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Kelemahlembutan dalam berdakwah searah dengan arti da’wah, yakni ajakan.

Mengajak seseorang biasanya dilakukan dengan sikap yang lembut supaya ajakan itu dapat menyentuh hati orang yang diajak, sehingga dengannya, orang tersebut dapat mengabulkan ajakannya.

Bayangkan saja seandainya ajakan itu disampaikan dengan paksaan dan sikap yang kurang menyenangkan dan arogan, niscaya orang yang diajak akan menghindar, bahkan bisa menyulut api permusuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: