Alat Test Pendeteksi Corona Genose Terkendala Kapasitas Produksi

EDITOR.ID, Jakarta, – Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Kamis (14/1/2021), Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pengadaan alat pendeteksi virus corona (SARS-CoV-2) buatan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, hingga kini masih terkendala kapasitas produksi.

GeNose yang dibanderol dengan harga Rp20 ribu itu telah mengantongi izin edar dan siap diproduksi. GeNose pun sebelumnya diklaim sebagai alat pendeteksi Covid-19 yang terbilang efektif sebab memiliki akurasi sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen.

“Jadi GeNose sudah di-approve oleh Kemenkes, kita harapkan ada produksi di bulan Januari. Saya juga bilang di teman-teman Bio Farma,” kata Budi

“Masalahnya adalah pada saat sudah di-approve, namun pas mau produksi karena ini proyek perguruan tinggi, maka tidak ada kapasitas produksinya,” sambung dia lagi.

Melihat kondisi tersebut Budi mengaku kementeriannya bakal mengupayakan kerja sama lintas sektor Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk memenuhi kapasitas produksi. Sehingga hasil karya anak bangsa, lanjut dia, dapat segera diakses oleh publik.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu pun meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu mencarikan mitra produksi, salah satunya dengan PT Pindad (Persero).

“Karena susah mengejar kapasitas produksi, maka nanti itu akan kita lakukan supaya ada yang membantu dari sektor produksinya,” jelas Budi.

Sebagaimana diketahui, GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 dengan metode hembusan napas. Alat ini akan menganalisa partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik oleh penderita Covid-19 saat bernapas.

Tim GeNose UGM Dian K Nurputra sempat mengatakan per unitnya, alat atau mesin inti akan dijual Rp62 juta–sudah termasuk TOT, after sales service, dan PPN. Sementara alat penghubung sekali pakai untuk pengetesan GeNose hanya Rp20 ribu.

Alat ini terdiri atas kantong plastik, hepa filter, adaptor pipe, plug, dan selang PU sepanjang 15 meter.

Harga tersebut membuat GeNose menjadi alat pengetesan virus corona penyebab Covid-19, yang cenderung terjangkau. Sebab jika dihitung biaya per satu kali tes, masyarakat akan mengeluarkan biaya paling mahal Rp20 ribu.

Dian pun melanjutkan, alat tersebut dioperasikan menggunakan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi sampel.

Adapun pemeliharaan dalam penggunaan awal, sebagaiman dilansir CNN, GeNose dianjurkan jika sudah melalui pengujian 5.000 sampel. Baru selanjutnya, pengecekan dan pemeliharaan hanya dilakukan per pemeriksaan 150 ribu sampel napas. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: