PDIP Perjuangkan Masyarakat Adat dan Pemeluk Penghayat Kepercayaan Agar Tidak Alami Diskriminasi

pdip perjuangkan masyarakat adat dan pemeluk penghayat kepercayaan agar tidak alami diskriminasi

EDITOR.ID, Jakarta, – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan partainya akan mengembangkan dialog agar penghayat kepercayaan juga diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Hal tersebut, kata Hasto, sebagai bentuk komitmen membumikan Pancasila.

“Kita di sini disatukan tekad untuk membumikan Pancasila sebagai the way of life. Kami akan terus mengembangkan dialog agar penghayat kepercayaan juga diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Namun, seperti kata Bung Karno, semangat persatuan dan kesatuan harus dikembangkan,” ujar Hasto saat menerima audiensi dari Kelompok Masyarakat Adat dan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, di Kantor DPP PDIP, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Hasto mengatakan PDIP ingin meneguhkan komitmen untuk kembali menggali nilai otentik khas Nusantara tersebut. Sebagai rumah kebangsaan untuk Indonesia Raya, sambungnya, PDIP bersama pemerintahan Jokowi juga melindungi lewat pengakuan negara di kolom KTP untuk penghayat kepercayaan.

“Indonesia menghadapi adanya kekuatan yang tak memahami Indonesia sebagai negara dengan tradisi spiritualitas yang begitu berwarna,” kata Hasto.

Pada pertemuan tersebut, perwakilan dari kelompok Masyarakat Adat dan Penghayat Kepercayaan Hadi Prajoko mengajukan sejumlah hal sebagai hasil pertemuan puluhan masyarakat adat yang berlangsung di Jawa Barat pada April 2021.

Pertama, pihaknya mendorong pemahaman kebudayaan sebagai aspek seni pertunjukan, namun juga landasan budi pekerti dan tuntunan hidup.

“Kedua, dinamika di lapangan para penghayat membutuhkan suatu bentuk tempat pendidikan budaya spiritual sebagai upaya pembentukan budi pekerti luhur,” ujar Hadi Prajoko yang juga merupakan Ketua Umum DPP Himpunan Penghayat Kepercayaan Pada Tuhan Yang Maha Esa.

Ketiga, kata dia, pentingnya payung hukum perlindungan atas terselenggaranya nilai luhur bangsa, khususnya terkait kehidupan masyarakat adat dan penghayat kepercayaan.

Keempat, perlu adanya penugasan lembaga negara yang mengurusi masyarakat adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Institusi perlu dibentuk secara beradab dan bermartabat.

Kelima, Masyarakat adat dan kelompok penghayat mendorong agar salam “Rahayu” menjadi salam nasional bersama salam agama lainnya.

Wakil Sekjen DPP PDIP Arif Wibowo menyatakan pihaknya memahami bahwa harmoni sosial Indonesia yang hidup sejak zaman Nusantara harus dipertahankan.

Hal itu juga merupakan upaya menjaga keIndonesiaan. Oleh karena itu, PDIP berkomitmen memperjuangkan aspirasi masyarakat adat dan kelompok penghayat itu.

“Aspirasi ini akan kami perjuangkan, sehingga bagaimana memelihara keberlangsungan dan menjaga keIndonesiaan harus kita upayakan bersama,” tutur Arif. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: