Pak Harto Masuk 10 Pahlawan Nasional yang Diusulkan, Mensos: Mikul Duwur Mendem Jero

Presiden Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan dan The Smiling General mengundurkan diri sebagai Presiden pada 1998 ditengah aksi massa mahasiswa menuntut reformasi.

Pak Harto

Jakarta, EDITOR.ID,- Presiden RI terlama memimpin Indonesia 1967-1998, HM Soeharto diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun 2025. Selain Pak Harto, juga diusulkan Presiden RI keempat 1999-2001 KH Abdurachman Wahid. Presiden Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan dan The Smiling General mengundurkan diri sebagai Presiden pada 1998 ditengah aksi massa mahasiswa menuntut reformasi.

Sementara KH Abdurachman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai tokoh bangsa, tokoh pluralis dan keberagaman. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selain Pak Harto dan Gus Dur sejumlah tokoh yang kembali diusulkan, antara lain K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih menyatakan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.

Dari jumlah tersebut, empat nama diantaranya merupakan usulan baru, sementara enam lainnya merupakan pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” ucap Mira.

Pengusulan calon pahlawan ini dibatasi sampai 11 April 2025. Setelah tahap verifikasi dan sidang pleno TP2GP, Menteri Sosial akan menyampaikan rekomendasi usulan calon Pahlawan Nasional kepada Presiden. Selanjutnya, Presiden akan memilih daftar nama yang diajukan untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Proses pengusulan Pahlawan Nasional 2025 dipastikan berjalan transparan dan efektif. Kemensos bersama TP2GP berkomitmen memastikan bahwa tokoh-tokoh yang diajukan memiliki kontribusi besar bagi bangsa,serta selaras dengan semangat persatuan dan kebersamaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Mikul Nduwur Mendem Njero

Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan Kementrian Sosial yang dipimpinnya bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025. Menurut Gus Ipul, semangat kerukunan dan kebersamaan menjadi dasar penentuan gelar kali ini.

“Nah, semangatnya Presiden sekarang ini kan semangat kerukunan, semangat kebersamaan, semangat merangkul, semangat persatuan. Mikul duwur mendem jero,” kata Saifullah, dalam keterangan tertulis Rabu (19/3/2025).

Semangat tersebut kemudian menjadi pedoman bagi anggota TP2GP yang terdiri dari Staf Ahli, akademisi, budayawan, perwakilan BRIN, TNI, serta Perpustakaan Nasional. Selain lintas unsur sosial, mekanisme pengusulan Pahlawan Nasional juga harus melalui tahapan berjenjang dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat.

“Jadi memenuhi syarat melalui mekanisme. Ada tanda tangan Bupati, Gubernur, itu baru ke kita. Jadi memang prosesnya dari bawah,” kata Gus Ipul sapaan akrab Saifullah.

Ia juga menambahkan, nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada 2024 akan kembali diusulkan pada 2025. Hal ini dilakukan karena hingga saat ini belum ada keputusan dari Presiden terkait usulan tersebut.

“Karena belum ada catatan apapun dari Presiden tentang usulan yang sudah dibuat oleh Menteri Sosial sebelumnya. Pastinya saya akan memberikan laporan agar pengangkatan gelar tahun ini bisa disertakan dengan tahun sebelumnya, tahun 2024. Jadi ada dua (usulan) bila Presiden berkenan,” kata Gus Ipul.

Nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada 2024, antara lain Andi Makasau, Letjen Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, Frans Seda, Letkol Muhammad Sroedji, AM Sangaji, Marsekal Rd. Soerjadi Soerjadarma, serta Sultan Muhammad Salahuddin. (tim)

Leave a Reply