Obat Anti Covid Ditemukan

Rektor Unair Prof Dr M. Nasih dan KSAD Jenderal Andika Perkasa, saat penyerahan hasil uji klinis obat Covid-19 di Mabes TNI-AD, Sabtu (15/8/2020).

EDITOR.ID, Jakarta,- Tak Disangka Indonesia menemukan obat Anti Covid Pertama di Dunia. Penemuan yang dipersembahkan Universitas Airlangga Surabaya, Badan Intelijen Negara dan TNI Angkatan Darat ini menorehkan prestasi emas di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-17.

Hebatnya, selain temuan tersebut sudah dipublikasikan secara ilmiah, Unair juga telah melakukan uji klinis Tahap Tiga. Prestasi ini menyalip Proyek vaksin Covid yang diimpor dari Cina bernama Sinovac. Vaksin ini justru baru mulai diuji coba kan secara klinis oleh Bio Farma bersama Universitas Padjajaran. Sementara Unair, BIN dan TNI AD sudah selesai menguji coba obat kepada lebih dari 750 pasien.

Vaksin ini menggunakan lima kombinasi obat untuk mencegah Covid-19 sekaligus penawar Covid-19.

Universitas Airlangga mengandeng Badan Intelijen Negara dan Tentara Nasional Angkatan Darat dalam mengembangkan dan menemukan obat anti Covid 19 yang telah lolos uji klinis tahap ketiga. Obat ini diklaim menyembuhkan pasien hingga 90 persen. Dan obat anti Covid ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia.

Karena hasil uji klinis tahap tiga atau tahap akhir obat kombinasi anti Covid 19 Universitas Airlangga telah selesai. Uji klinis obat kombinasi anti Covid 19 tahap akhir ini adalah kerjasama Universitas Airlangga TNI Angkatan Darat dan Badan Intelijen Negara.

Rektor Universitas Airlangga M. Nasih meminta agar semua pihak mendukung agar obat virus corona temuan tim gabungan Unair, BIN, TNI AD, dan BPOM bisa segera mendapatkan izin produksi dan izin edar.

Nasih menjelaskan, meski obat ini berasal dari kombinasi berbagai macam obat, namun BPOM menganggapnya sebagai sesuatu yang baru. “Tentu karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia,” katanya dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020.)

Nasih meminta TNI, Polri, BIN, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Kimia Farma, dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mau membuang ego sektoral mereka.

“Karena menurut hemat kami, yang selama ini menghambat proses sehingga ada obat asli Indonesia itu adalah adanya ego sektoral. Ini yang selama ini menyebabkan prosesnya panjang,” tuturnya.

Nasih menuturkan di banyak negara berbagai macam obat tunggal sudah diberikan pada pasien Covid-19. Obat-obat inilah yang pihaknya jadikan rujukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: