Menyoal Kebijakan Pemerintah Dalam Menghadapi Penyebaran COVID-19

Mengingat bahwa masalah COVID-19 menjadi masalah bersama antara pemerintah dan juga masyarakat diharapkan dapat bersinergis.

Kelangkaan Alat Perlindungan Diri (APD) terutama oleh tenaga medis yang menangani pasien terjangkit COVID-19 juga menjadi persoalan yang sangat mendasar. Stok APD di rumah sakit diberbagai daerah di Indonesia mulai menipis akibat pandemik COVID-19.

Pada akhirnya, banyak fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang mengakali kelangkaan dengan menggunakan barang substitusi seperti jas hujan, ada pula yang mengharapkan sumbangan dari masyarakat.

Berdasarkan data yang direalese oleh IDI menyampaikan ada 6 dokter meninggal dan 32 tenaga kesehatan positif terjangkit COVID-19 saat menangani merawat pasien, lantaran tidak ada APD yang memandai.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah harapannya agar segera mendistribusikan fasilitas kesehatan terutama untuk tenaga medis untuk menjamin keselamatan dan perlindungan ketika bertugas dalam menangani dan merawat pasien positif terjangkit COVID-19.

Selain APD terhadap tenaga kesehatan, masker yang biasanya bisa ditemukan di apotik sudah mulai mengalami kelangkaan, Kalau ada itupun pasti harganya tidak masuk akal.

Begitupun juga Hand Sanitizer juga sama, mengalami kelangkaan, Sehingga hal ini sangat memberatkan disaat masyarakat secara signifikan membutuhkan masker dan hand sanitizer dalam mencegah wabah COVID-19.

Harapannya pemerintah juga berkewajiban untuk mendistribusikan fasilitas perlidung diri untuk mencegah penyebaran COVID-19, sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengakses

kebutuhan yang signifikan tersebut.

Selain pemenuhan fasilitas kesehatan, kebijakan Kementerian Kesehatan yang mengatur hasil pemeriksaan hanya dapat dikeluarkan oleh Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19 dirasa juga kurang maksimal, Hal tersebut justru telah menyulitkan identifikasi dan berpotensi menyembunyikan tingkat keseriusan persoalan.

Karenanya, semakin banyak ditemukan pengungkapan kasus terjangkit COVID-19 setelah korban meninggal.

Kelemahan dalam mengidentifikasi ini juga menyebabkan korban tetap bepergian dan berinteraksi dengan banyak orang karena tidak mengetahui sudah terjangkit virus. Akibatnya seluruh rancangan untuk mencegah penyebaran virus dan menurunkan angka yang tertular akan gagal.

Upaya untuk mencegah penyebar luasan dan terbebas dari wabah COVID-19 sudah sepatutnya menjadi tanggujawab bersama untuk itu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus bersinergi, bergotong royong, bersama-sama masyarakat dengan meningkatkan koordinasi dan segera mengambil keputusan strategis untuk mencegah penyebaran virus corona dan dampaknya demi keselamatan seluruh rakyat Indonesia.  (****)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: