Ketika Semua Jenderal Polisi, Kapolda dan Kapolres Disuruh Menghadap Presiden di Istana Naik Bis Tanpa Ajudan HP dan Tongkat Komando, Ada Apa?

Momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga seluruh kapolres di Indonesia ke Istana Merdeka menjadi sejarah baru. Sebab, ini bukan hal yang biasa dilakukan oleh presiden.

Jakarta, EDITOR.ID,- Percaya atau tidak! Hari ini jam 14.00 WIB, Jumat 14 Oktober 2022, semua pimpinan Polri dari Mabes Polri, Kapolda hingga Kapolres di seluruh wilayah hukum Indonesia, tidak ada di tempat tugasnya selama beberapa saat.

Bahkan seluruh pejabat Mabes Polri pun tak terkecuali. Semua, dari Kapolri, Kabareskrim, Kabaintelkam, Kalemdikpol, Kabaharkam, dan petinggi Polri dari Jenderal, Komisaris Jenderal hingga Brigadir Jenderal hingga Kapolres diperintah untuk datang dan menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta.

Luar biasanya, spesifik perintah pun berbunyi para pejabat Polri itu diperintahkan hanya mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL) tanpa tutup kepala dan tanpa tongkat komando, tidak boleh membawa ajudan atau sering disebut sebagai ADC (aide de camp) dan bahkan tanpa ponsel atau HP.

Mereka hanya boleh membawa buku catatan dan pulpen.

Lebih luar biasa lagi, semua polisi dengan pangkat jenderal bintang dua ke bawah tidak boleh bawa mobil sendiri. Mereka diminta untuk naik bus yang telah disediakan.

Artinya, semua Kapolda dan Kapolres yang biasanya terlihat keren itu kini benar-benar harus tampil beda. Bisa kita bayangkan betapa pusing mereka hari ini. Para pejabat itu, mau ga mau pasti ada yang sudah harus berangkat hari ini.

“Koq kaya anak sekolah lagi disetrap, ada apa?”

“Ya besok didengarkanlah, biar kelihatan,” kata Presiden singkat.

Itu rahasia. Hal tersebut tertuang dalam Surat Telegram Rahasia dengan nomor STR/764/X/HUM.1./2022 tertanggal Rabu 12 Oktober 2022 yang ditandatangani Asops Polri Irjen Agung Setya.

Momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga seluruh kapolres di Indonesia ke Istana Merdeka menjadi sejarah baru. Sebab, ini bukan hal yang biasa dilakukan oleh presiden.

Peneliti Indonesia Public Watch Integrity (IPWI), Edi Winarto menduga Presiden benar-benar ingin merevolusi institusi Polri, termasuk profesionalisme dan mentalitas para petingginya.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, Bapak Presiden mungkin punya rasa kekecewaan pada institusi Polri. Hal ini sudah terlihat sejak peristiwa Sambo. Berkali-kali beliau (Presiden Jokowi.red) sampai harus meminta Kapolri untuk menyelesaikan masalah itu dengan terang benderang,” ujar peneliti jebolan sekolah Pasca Sarjana Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN Veteran) Jakarta ini.

Menurut Edi Winarto, kasus Ferdy Sambo belum tuntas dan terang benderang masalahanya, sudah muncul masalah baru. Yakni tragedi pengamanan sepak bola Kanjuruhan. “Ada terlalu banyak korban meninggal dunia yang tak perlu terjadi bila semua pihak taat aturan,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: