Harta Karun Dirampas Belanda 1894 Kini Kembali Pulang – Mampukah Indonesia Menjaganya?

Kembalinya harta karun milik Kerajaan Mataram Lombok yang dijarah oleh Kolonial Belanda secara tidak sah mereka merampasnya saat menginvasi pada tahun 1894, kini dikembalikan ke pangkuan Republik Indonesia - Mampukah Indonesia menjaganya?

Dengan kembali harta karun lainnya setelah naskah kuno Negarakertagama, hal ini sebenarnya sangat sedikit dibanding dengan apa yang telah dihancurkan Belanda sebagai penjajah menguasai Kerajaan Mataram Lombok — diakui bahwa Kerajaan Mataram Lombok adalah Kerajaan yang sangat kaya yang pernah menjadi sekutu terdekatnya. Karena kayanya Kerajaan Mataram Lombok hingga Alfred Russel Wallace dalam Malay Archipelago memuji-muji Kerajaan Mataram Lombok sebagai salah satu kerajaan terkaya di bagian Timur Hindia Belanda.

Seiring dengan perkembangan — perjalanannya waktu, Kerajaan Mataram Lombok yang merupakan sekutu Belanda ini pecah kongsi. 

Tepatnya pada 5 Juli 1894 pasukan Belanda mendarat di Ampenan. Mulailah penjarahan harta karun Kerajaan Mataram Lombok dari satu persatu mereka jarah setelah menghancurkan benteng-benteng Kerajaan Mataram Lombok kemudian mereka menjarah isi yang ada didalam puri-puri utama Cakra dan Saksari.

Berdasarkan pengakuan Van der Kraan, setelah kolonial Belanda menginvasi Kerajaan Mataram Lombok, dengan sendirinya seluruh vharta karun milik Kerajaan Mataram Lombok dibawa ke Belanda, diperkirakan ada sekira 7,1 ton.

7,1 ton diantaranya adalah berbagai perhiasan dan benda lain berbahan  perak, 270 kilogram barang dan uang emas serta tiga peti perhiasan dan batu mulia.  

Semuanya itu diangkut pada 19-20 November 1894.

Van der Kraan juga menjelaskan, sisanya tercecer diperjual belikan secara bebas — hal itu terjadi beberapa tahun kemudian di sekitar komplek-komplek militer Belanda —  sepanjang Pantai Utara Jawa.

Tragisnya lagi, penjarahan dilakukan Belanda tak hanya harta karun, selain harta karun berharga, Van der Kraan juga menjelaskan, ada sejumlah meriam dan aneka perkakas lainnya yang dipunyai Kerajaan Mataram Lombok diantaranya yang berbahan perunggu — juga disita — kemudian dilebur dan dicetak menjadi Lombok-Kruis, medali kehormatan — untuk mereka yang yang telah membantu Belanda memenangkan Perang Lombok.

Dan yang lebih menyedihkan lagi dari semua yang dijarah oleh Belanda, raibnya koleksi kitab, yaitu Buku-buku berwujud lontar-lontar kuno milik Kerajaan Mataram Lombok yang berada di Puri Ukir Kawi.

Konon, biadapnya para tentara KNIL membakarnya — menjadikannya api unggun diantara reruntuhan Istana Cakra.

Namun puji syukur kepada sang maha pencipta jagat alam raya, naskah kuno Negarakertagama menjadikan salah satu warisan harta yang terselamatkan pembakaran Puri Ukir Kawi dilakukan tentara KNIL dari sedikit yang tersisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: