Harta Karun Dirampas Belanda 1894 Kini Kembali Pulang – Mampukah Indonesia Menjaganya?

Kembalinya harta karun milik Kerajaan Mataram Lombok yang dijarah oleh Kolonial Belanda secara tidak sah mereka merampasnya saat menginvasi pada tahun 1894, kini dikembalikan ke pangkuan Republik Indonesia - Mampukah Indonesia menjaganya?

Tujuan Belanda mengembalikan harta karun milik Kerajaan Mataram Lombok

Tujuan Belanda mengembalikan 472 artefak jarahan yang diambil pada saat invasi ke Kerajaan Mataram Lombok pada tahun 1894 selama masa kolonial — sebagai langkah dalam upaya restitusi di dunia.

472 artefak jarahan mulai dari permata berharga hingga ukiran kuil abad ke-13 secara resmi diserahkan kembali ke Indonesia pada sebuah upacara di Museum Volkenkunde di Leiden.

Sekretaris Belanda untuk kebudayaan dan media Gunay Uslu menyebut ini sebagai “momen bersejarah dan penting” bagi kedua negara.

Belanda mengembalikannya lantaran benda-benda tersebut dibawa secara tidak sah, baik dengan paksaan maupun penjarahan.

Upaya repatriasi koleksi milik Indonesia itu sejak dua tahun lalu, dan memastikan dari Belanda akan segera mengembalikan kepada Indonesia.

Harta karun Kerajaan Mataram Lombok apa saja

Pengembalian harta karun milik Kerajaan Mataram Lombok tersebut dilaksanakan setelah melalui proses penelitian panjang dari para ahli.

Ada 4 artefak yang terdiri dari 132 benda seni Bali Pita Maha, 335 harta karun jarahan ekspedisi Kolonial Belanda ke Kerajaan Mataram Lombok pada 1894.

Juga ada 4 Arca di era Kerajaan Singasari, dan sebilah keris Puputan Klungkung, Bali yang juga bakal dikembalikan ke Indonesia.

Adapun, 132 benda bersejarah seni Bali itu di antaranya ada ukiran kayu, lukisan, sejumlah benda perak, serta tekstil milik para maestro seniman dari kelompok seni Pita Maha yang didirikan pada 29 Januari 1936.

Diketahui, paguyuban seni Pita Maha didirikan oleh I Gusti Nyoman Lempad, Tjokorda Gde Agung Sukawati, Rudolf Bonnet, dan Walter Spies.

Sedangkan untuk 4 Patung Singasari yang dikembalikan Pemerintah Belanda adalah Ganesha, Durga, Nandishvara serta Mahakala.

Keempat arca ini merupakan primadona dari abad ke-13 Masehi yang berasal dari Candi Singasari dan didirikan untuk menghormati kematian dari Raja Kertanegara, dinasti terakhir Kerajaan Singasari.

Sementara itu, 335 objek dari Puri Cakranegara, Lombok yang dikembalikan ini sebelumnya disimpan di Tropenmuseum.

Lalu untuk sebilah keris Puputan Klungkung, Bali telah sejak lama menjadi koleksi dari Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

Diantara 472 artefak jarahan — ada satu perhiasan bertahtakan berlian 75 karat — apabila laku terjual — diyakini bisa membantu melunasi hutang Luar Negeri Indonesia.

Harta karun semuanya itu apabila disimpan di museum nasional — semoga saja para petugas Museum bisa amanah, terpercaya — sebab kalau kita bicara kemungkinan — mengingat dari nilai harga pernak-pernik benda-benda yang kecil mudah dibuatkan imitasnya — seperti bros, cincin dengan permata berlian pasti nilainya fantastis — kemungkinan bisa saja dipalsukan — dibuatkan duplikatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: