Ledakan Bintang Supernova Dahsyatt Akan Muncul di Langit, Ini Cara Melihatnya

Supernova adalah ledakan yang sangat energik dari suatu bintang besar dan masif yang berada di titik tertentu dalam siklus hidupnya, yang disebabkan oleh keruntuhan inti gravitasi di mana dapat memancarkan energi lebih banyak daripada nova dan kecerahannya dapat bertahan hingga beberapa bulan.

Ilustrasi Ledakan Bintang Foto Intisari Online

Jakarta, EDITOR.ID,- Ledakan bintang maha dahsyat di langit akan muncul dan menjadi fenomena besar di alam jagat raya ini. NASA mengungkap bakal terjadi fenomena langka ledakan bintang, dikenal sebagai nova, yang dapat disaksikan dengan mata telanjang. Bagaimana cara melihatnya?

Pada sistem biner Corona Borealis yang berisi satu bintang katai putih mati dan satu bintang raksasa merah yang menua, terpantau akan terjadi ledakan nova spektakuler. Terletak 3.000 tahun cahaya dari Bumi, Corona Borealis adalah rumah bintang katai putih bernama T Coronae Borealis (disingkat T CrB) yang akan meledak.

Supernova adalah ledakan yang sangat energik dari suatu bintang besar dan masif yang berada di titik tertentu dalam siklus hidupnya, yang disebabkan oleh keruntuhan inti gravitasi di mana dapat memancarkan energi lebih banyak daripada nova dan kecerahannya dapat bertahan hingga beberapa bulan.

Ini biasanya terjadi ketika fusi nuklirnya tidak dapat menahan inti dari gravitasinya sendiri dan akhirnya inti runtuh dan meledak. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang.

Supernova adalah objek sementara. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai satu miliar kali cahaya semula bintang tersebut (yang dapat mengungguli seluruh galaksi), setelah beberapa minggu akhirnya meredup, dan lenyap.

Menurut NASA, peristiwa kosmik langka tersebut diperkirakan terjadi kapan saja dari saat ini sampai September 2024 dan bisa terlihat dengan mata telanjang. Tidak diperlukan teleskop mahal untuk menyaksikan pertunjukan kosmik ini.

Katai putih T CrB ada di sistem biner, artinya ia adalah salah satu dari dua bintang yang mengorbit satu sama lain. Yang lainnya seperti disebutkan, adalah raksasa merah.

Katai putih memiliki massa mirip dengan Matahari, namun memiliki diameter sekitar seratus kali lebih kecil, sehingga ukurannya sebanding dengan Bumi. Massa tinggi dengan ukuran relatif kecil membuat gravitasi katai putih sangat kuat.

Saat raksasa merah di sistem T CrB mengeluarkan materi, gravitasi T CrB menarik atau mengumpulkannya dan menempatkannya di permukaannya sendiri. Ini terjadi selama bertahun-tahun, hingga mencapai batasnya.

“Apa yang terjadi di sistem ini adalah bintang raksasa merah membuang semua materi ke permukaan katai putih. Dan saat terlalu banyak benda mengenai permukaan katai putih (T CrB), akan ada reaksi termonuklir seperti pada bom, dan katai putih akan meledakkan material itu,” cetus William J. Cooke, pakar di NASA Meteoroid Environments Office.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: