Dulu Berniat Ngebom demi Jihad, Kini Insaf Hidup Damai Ternak Sapi

EDITOR.ID, Sragen,- Siang terik itu Paimin dengan ramah menerima kunjungan kami, Tim Divisi Humas Mabes Polri, Humas Polda Jateng dan jajaran Polres Sragen yang mengunjungi rumahnya di desa Maron, Kelurahan Karanganyar, Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah. Paimin adalah mantan Narapidana Teroris yang kini dibawah binaan Polres Sragen.

Kami disuguhi kopi pahit lengkap dengan teman minum kopi, pisang goreng dan gorengan sejenisnya. “Monggo mas diminum,” ujar Paimin dengan aksen yang sangat ramah saat menyambut kami.

Kini warga desa Maron, Kelurahan Karanganyar, Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah ini mengisi hidupnya dengan melayani kebutuhan warga. Paimin membuka usaha warung sembako.

Wajahnya polos dan sederhana. Siapa sangka putra bungsu Mbah Suginem ini pernah terjerat bergabung ke dalam jaringan teroris. Bahkan Paimin ditugasi pimpinan kelompok radikal untuk menyerang polisi. Ia sempat menyerang polisi namun berhasil diamankan.

Bagaimana Paimin bisa terjerumus dibawah cengkeraman kelompok teroris? Suami dari Nur Wakhidah (35) ini pun menceritakan kepada kami kisahnya terjerat rayuan jaringan teroris.

Kisahnya berawal saat Paimin merantau ke Jakarta. Disanalah ia digarap orang-orang jaringan teroris. Ayah empat anak itu mengaku sempat menjadi pengikut gembong teroris Umar Patek karena terbujuk rayu teman satu pengajian.

Saat itu markas kelompok pengajiannya ada di masjid Muhammad Ramadhan, Bekasi. Paimin mengaku ia tiap minggu di doktrin bahwa negara ini kafir dan thogut.

“Awalnya temen mengajak membesuk yang di dalem Cipinang, dari situ lah ada kajian dikit-dikit, terus kita kena dan menjadi keras, dan punya rasa dendam karena teman-teman didalem ditahan. Itu lah kita gak memikirkan kalau kita punya keluarga, seolah-olah hilang. Jadi yang kita pikirkan teman, kita harus bales dendam,” ungkapnya.

Paimin dicuci otaknya oleh kelompok radikal bahwa hukum Indonesia itu hukum kafir karena tidak berlandaskan hukum Tuhan.

“Hukum yang benar hanya ada di kitab selain itu buatan manusia maka itu ga perlu ditaati dan kalau perlu berangkat jihad dengan janji akan masuk surga, saya ikut-ikutan temen saya,” ujar Paimin menerawang.

Hingga ia kemudian menuruti ketua atau Amir jaringan ini. Dan ditugasi untuk ngebom di sebuah tempat ibadah di Jakarta. Namun kata hati dan batin Paimin menolak semua perintah dengan alasan peristiwa tersebut menjurus pada kekerasan dan anarkhis.

Jiwanya terguncang akibat dipaksa mengikuti pengajian “Yang aneh” itu. Janji Paimin kepada pimpinan pengajian bahwa ia akan menuruti kemauan sang guru. Ia pun membawa dan menyimpan bom untuk diledakkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: