Dua Orang Terkaya di Indonesia Jadi “Pembisik” Presiden Jokowi

EDITOR.ID, Jakarta,- Presiden Joko Widodo melantik sembilan tokoh nasional menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Tugas mereka nanti adalah sebagai “pembisik” atau penasehat Presiden untuk memecahkan masalah ekonomi, sosial, politik, hukum dan keamanan.

Ke-9 tokoh tersebut adalah Wiranto, Agung Laksono, Sidarto Danusubroto, Dato Sri Tahir, Putri Kuswisnu Wardani, Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi, Mardiono Bakar, Arifin Panigoro, Sukarwo. (Kris – Biro Pers Sekretariat Presiden)

Uniknya selain dari kalangan ulama, mantan TNI, birokrat, ada dua pengusaha besar nasional yang namanya masuk daftar sebagai orang terkaya di Indonesia masuk dalam jajaran Dewan yang memberikan nasehat pada Presiden ini.

Duo orang terkaya RI yang dipilih Jokowi jadi Watimpres ini adalah Dato “Crazy Rich” Sri Tahir dan Arifin Panigoro.

Dato Tahir masuk dalam salah satu orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes tahun 2019. Pria kelahiran Surabaya ini merupakan pengusaha, investor, sekaligus pendiri Mayapada Group.

Tahir merupakan orang terkaya ke-7 di Indonesia. Tahir memiliki kekayaan versi Forbes hingga US$ 4,8 miliar.

Untuk informasi, Mayapada Group yang didirikan Tahir merupakan holding company yang memiliki beberapa unit bidang usaha seperti perbankan, TV berbayar, media cetak, property, sampai rumah sakit.

Tahukah anda? Tahir dulunya merupakan seorang anak penyewa becak miskin.

Tahir berkata bahwa dirinya hidup dari keluarga yang tidak mampu. Tinggal di rumah kontrakan yang berada di Surabaya.

Dato Sri Tahir Watimpres (ist)

“Saya itu dari Surabaya, dulu rumah saja kontrak. Saya lahir rumahnya kontrak, sampai umur 20 tahun rumahnya masih kontrak di Surabaya. Lebar rumah saya kira-kira 3,5 meter atau 4 meter sama panjang. Orang tua saya kerjaanya sebagai penyewa becak,” kata Tahir sebagaimana dilansir dari detikFinance.

Pemilik Grup Mayapada ini menyatakan bakal fokus pada isu pengentasan kemiskinan di desa.

“Saya mau pengentasan kemiskinan di desa. Itu passion,” kata Tahir di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (13/12)

Menurutnya, pengentasan kemiskinan semestinya dapat dilakukan dengan pembayaran uang pajak sesuai dengan tingkat kesejahteraan penduduk.

Namun pada praktiknya, percepatan pengentasan kemiskinan membutuhkan peran swasta, terutama pada perbaikan pendidikan dan kesehatan.

Kendati demikian, menurut Tahir, pembagian tugas kerja baru akan dilakukan saat rapat dengan Ketua Wantimpres Wiranto pada Senin pukul 09.30 WIB. “Jadi fokus saya akan menunggu penugasan nanti,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: