EDITOR.ID, Jakarta,- Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mendadak mendapat jabatan Komisaris Independen di PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V). Lantas apa misi aktivis yang di era reformasi dikenal sebagai penggerak Partai Rakyat Demokratik (PRD) dalam upaya menumbangkan rezim Orde Baru ini.
Pengangkatan Budiman Sujatmiko sebagai Komisaris PTPN V terungkap setelah Chief Executive Officer BUMN tersebut, Jatmiko K Santosa mengunggah ucapan Selamat kepada Budiman atas jabatan barunya di akun instagramnya.
“Selamat dan sukses Bapak Budiman Sudjatmiko, Komisaris Independen PTPN V,” cuit Jatmiko dalam akun instagramnya, Jumat (22/1/2021).
Cuitan Jatmiko ini lantas direspon sejumlah warganet yang mengucapkan selamat dan menitipkan pesan untuk tugas baru yang diemban Budiman Sujatmiko.
Mengetahui jabatan barunya itu ramai di medsos, Budiman langsung memberikan respons.melalui akun Twitter resminya, @budimandjatmiko, Jumat (22/1/2021).
Budiman menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat desa sekitar perkebunan dan inovasi teknologi produksi tanaman berbasis keanekaragaman hayati menjadi salah rancangan arahan yang akan diberikan kepada direksi PTPN V.
“Itu yg terlintas di kepala saya utk saya sampaikan ke direksi sbg KPI (Key Performance Indicators) PTPN V,” tulis Budiman ketika merespons pertanyaan warganet terkait langkah yang akan dilakukan sebagai komisaris PTPN V.
Dalam unggahan lain yang menanggapi warganet, Budiman mengaku telah berbicara kepada direksi bahwa dirinya dan jajaran komisaris akan membantu soal inovasi bioteknologi tanaman perkebunan.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi rakyat di sekitar perkebunan menjadi hal lain yang bakal didukungnya bersama para komisaris. “Kebetulan itu yg jd interest saya & tim saya,” tulis pendiri Gerakan Inovator 4.0 Indonesia ini.
Mengutip laman Wikipedia, pemilik nama lengkap Budiman Sudjatmiko, M.Sc., M.Phil itu lahir di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, pada 10 Maret 1970. Dia dikenal sebagai politisi dari PDI Perjuangan.
Budiman ikut menyusun Undang-Undang Desa dan mendirikan gerakan Inovator 4.0 Indonesia. Ia juga dikenal sebagai aktivis reformasi atas keterlibatannya mendirikan dan memimpin Partai Rakyat Demokratik dan membacakan manifesto PRD di ruang sidang.
Bukunya, Anak-Anak Revolusi, menjadi salah satu sumber informasi mengenai dunia aktivisme pada masa Orde Baru. Oleh Orde Baru, ia sempat dikambinghitamkan dalam Peristiwa 27 Juli 1996 dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia dan kemudian divonis dengan hukuman 13 tahun penjara. (tim)
