Tuduhan Pemilu Curang Menyakitkan, KPPS Tak Terima

Tidak hanya itu, pengawas TPS yang berada di masing-masing TPS memastikan mekanisme, prosedur, dan tata cara pemungutan dan penghitungan suara dilakukan sesuai ketentuan. Saksi peserta pemilu pun turut hadir dan mengawasi jalannya kegiatan di TPS.

“Kami bekerja mulai pagi hingga dini hari untuk menyelesaikan proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Meskipun jumlah pemilih di TPS diatur maksimal untuk 300 pemilih, tetapi penyelenggaraan 5 (lima) jenis pemilihan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikannya,” katanya.

Melihat kerja keras dan pengorbanan penyelenggara pemilu seperti itu, Gandha melihat mereka mestinya mendapatkan apresiasi yang luar biasa di masyarakat.

“Karena sejatinya merekalah garda depan pejuang demokrasi sesungguhnya. Tetapi, kenyataannya tidak. Mereka di-bully habis-habisan di media sosial oleh netizen. Dituduh curang dan partisan oleh salah satu peserta pemilu, ini sungguh menyesakkan kami,” katanya

Tuduhan curang ini semakin intensif dinarasikan secara terus-menerus setiap harinya. Bagi mereka, kecurangan ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif untuk mengkondisikan kemenangan salah satu peserta pemilu lainnya.

Berbekal asumsi dan dugaan, mereka melemparkan tuduhan-tuduhan kecurangan layaknya peluru yang ditembakkan dari senapan mesin. Sekali tembak bisa memuntahkan puluhan peluru.

“Bagi saya, tuduhan ini sungguh sangat kejam dan menyakitkan. Baiklah, mungkin pada faktanya ada petugas KPPS yang terbukti berbuat curang,” tandasnya.

Tetapi, mereka hanyalah oknum sebagian kecil di antara jutaan petugas KPPS yang bekerja secara profesional. Alangkah tidak adilnya kemudian menggeneralisasi semua petugas KPPS melakukan kecurangan. Ini sungguh generalisasi yang menyesatkan. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: