Suami Anaknya Akidi Tio Penyumbang Rp2 Triliun, Ternyata Sopir Taksi Online

acara sumbangan rp 2 triliun secara simbolis

EDITOR.ID, Palembang,- Keluarga mendiang Akidi Tio, terutama anak bungsunya Heriyanti dua kali membuat geger publik. Pertama, tiba-tiba ia mendeklarasikan akan menyumbang Rp2 Triliun untuk korban Covid. Saat seremonial Heriyanti bersama Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Uang Rp 2 Triliun ini Bikin Heboh.

Namun hebohnya bersambung. Heriyanti kembali bikin heboh karena uang tersebut hingga kini tak ada. Bahkan kemungkinan sumbangan Rp 2 triliun itu adalah hoaks. Akibatnya Heriyanti ditangkap dan jadi tersangka kasus uang Rp 2 triliun yang dijanjikan untuk membantu warga Sumsel. Karena ulahnya telah mempermalukan sebagian pejabat di Sumsel.

Satu persatu siapa sosok keluarga Akidi Tio mulai terungkap. Terutama latar belakang Heriyanti, sang anak bungsu yant punya inisiatif akan menyumbangkan uang Rp 2 triliun itu. Sempat tak diketahui latar belakang keluarga Akidi Tio, kini terungkap sosok suami Heriyanti ternyata adalah sopir taksi online.

Pekerjaan suami dari anak bungsu Akidi Tio diungkap oleh Fauzi Sayid, Ketua RT tempat tinggal keluarga Heriyanti di Palembang.

“Rudi yang saya tahu sehari-hari memang pernah usaha kemudian bangkrut dan sekarang jadi driver taksi online. Kegiatan istrinya saya tak tahu sama sekali,” ungkapnya.

Rudi adalah nama suami Heriyanti. Meski demikian, Fauzi Sayid mengaku tidak begitu mengenal keluarga Rudi dan Heriyanti karena jarang bergaul.

Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio menjadi sorotan setelah kebohongannya terkait sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 terbongkar.

Tentu saja perbuatannya tersebut telah membuat kecewa dan malu warga Palembang, termasuk warga yang tinggal di sekitar rumahnya.

Ketua RT 27 tempat tinggal keluarga Heriyanti, Fauzi Sayid mengungkap keseharian Heriyati dan keluarganya.

Ia mengatakan Heriyanti anak Akidi Tio jarang bergaul. Sementara suaminya bekerja sebagai sopir taksi online setelah usaha mereka bangkrut.

Fauzi pun menanggapi atas ditetapkannya seorang warganya tersebut menjadi tersangka.

Heriyanti dikenal sebagai orang yang kurang bergaul di lingkungannya. Sempat tak diketahui latar belakang keluarga Akidi Tio, kini terungkap sosok suami Heriyanti ternyata adalah sopir taksi online.

anak akidi tio (foto antara)
anak akidi tio (foto antara)

“Kami kecewa ini adalah kejadian memalukan warga Sumsel,” kata Fauzi sebagaimana dilansir dari Tribunsumsel.com, Senin (2/8/2021).

Ia tak heran kalau sumbangan Rp 2 triliun tersebut berakhir dengan kebohongan. Sebab, profesi Rudi suami dari Heriyanti adalah driver taksi online.

“Tak masuk akal, saya bingung. Rudi yang saya tahu sehari-hari memang pernah usaha kemudian bangkrut dan sekarang jadi driver taksi online. Kegiatan istrinya saya tak tahu sama sekali,” ungkapnya.

Tidak pernah mengenal Heriyanti sebelumnya, Fauzi hanya mengenal sang suami Rudi Sutadi.

Ia baru tahu Heriyanti, setelah viral soal pemberitaan sumbangan Rp 2 triliun dilakukan keluarga mendiang Akidi Tio.

“Saya tidak tahu nama dan sosok istri Rudi karena orangnya tidak pernah keluar rumah. Setelah namanya disebut ketika viral sumbangan itu, banyak yang tanya soal dia ke saya. Kemudian d cek KK milik keluarga Rudi dan rupanya dia ini (Heriyanti) memang istri dari Rudi,” katanya.

Keseharian keluarga tersebut ia tak mengetahui banyak, karena di kalangan warga sekitar Rudi dan Heriyanti jarang bergaul.

Fauzi mengatakan sejak Rudi pindah menjadi warga sekitar di tahun 2008 pun, Rudi hanya akrab dengan dirinya selaku Ketua RT.

“Dua-duanya tidak pernah ikut kegiatan warga sini. Seperti senam pagi, berinteraksi dengan warga lain pun tidak pernah,” katanya.

Diketahui sebelumnya Rudi Sutadi menjalankan bisnis ekspedisi ketika awal mula pindah.

Kemudian alih profesi menjadi driver taksi online selama lima tahun terakhir.

“Dia sempat punya dua unit mobil untuk menjalankan usahanya. Kemudian usahanya gagal, setahu saya dia jadi driver taksi online,” ucapnya.

Rumah yang ditempati Rudi dan keluarga pun, sebelumnya rumah tua yang direnovasi oleh pasangan suami-istri tersebut.

Selama ini pun, Fauzi tak pernah melihat keluarga Heriyanti dan Rudi datang ke rumahnya.

“Tak pernah kelihatan ada keluarganya yang berkunjung, atau mungkin saya saja yang tak lihat,” katanya.

Terpisah, dua orang warga yang dijumpai tak jauh dari pos pengamanan kompleks rumah pun mengatakan hal yang sama.

Dari awal ia sudah tak percaya bahwa keluarga Heriyanti akan menyumbangkan uang Rp 2 triliun.

Hal ini menurutnya sudah membuat malu warga Palembang dan pejabat daerah.

“Ya iyalah, uang sebanyak itu mana ada yang sanggup. Ada mungkin tak banyak. Bank juga belum tentu bisa mencairkan uang tersebut, ” kata seorang warga yang tak ingin disebut namanya.

Tak tahu banyak mengenai bagaimana keseharian pasangan suami-istri tersebut, ia hanya tahu jika ada rumah itu ditinggali oleh tiga orang.

“Lihatnya saja jarang, kerjaan mereka juga saya tak tahu, ” ungkapnya.

Sementara warga lainnya mengatakan Rudi Sutadi dan Heriyanti dikenal kurang bergaul dengan warga sekitar.

“Yang saya tahu mereka tidak pernah kumpul sama warga lain, kumpul-kumpul. Urus masing-masing saja, ” katanya.

Di teras rumah Heriyanti ada satu unit motor matic berwarna putih terparkir, Senin (2/8/2021) siang. Motor tersebut diketahui milik suami Heriyanti, Rudi Sutadi.

“Tadi ada orangnya keluar sebentar sekitar satu jam lalu, kemudian pulang dan masuk lagi pakai motor itu,” kata seorang buruh bangunan yang bekerja di samping rumah Heriyanti.

Selama di lokasi selama 30 menit, wartawan tribunsumsel.com melihat suami Heriyanti keluar dari rumah mengenakan kemeja hijau gelap memakai celana setengah tiang.

Ia tampak sebentar memasukkan motornya ke dalam rumah kemudian menyapu teras.

Tahu ketika hendak didekati, dan melihat dari jauh ia langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Belum sempat memanggilnya ia langsung bergegas.

Setelah dihampiri dan ditunggu beberapa menit tidak ada respon dari pemilik rumah.

Respons Gubernur

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru berkomentar terkait sumbangan Rp 2 Triliun yang akan diberikan keluarga Akidi Tio, ternyata fiktif.

“Saya sebagai pemimpin daerah ini meminta institusi Polri menindak tegas siapapun yang buat kegaduhan dan polemik,” kata Herman Deru saat konferensi pres di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (2/8/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini suasana sedang menangani pandemi jadi terusik gara-gara ulah oknum tersebut, yang seakan-akan memberikan bantuan dengan nilai sangat fantastis kepada Kapolda.

“Waktu acara saya hanya diundang jadi saksi, ada juga tokoh agama. Saya berharap kepada Polri, proses hukum dengan tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku setegas mungkin,” katanya.

Menurut Deru, tidak elok memang dengan suasana yang sangat mencekam karena Covid-19 masih ada orang yang berlaku seperti itu.

“Kita tidak tahu keinginannya apa terhadap institusi Polri, sehingga di luar batas pemikiran kita. Saya sebagai Gubernur minta tindak tegas saja apa yang diperbuat oleh oknum individu atau keluarga. Kalau berlarut akan sangat memalukan institusi Polri,” katanya.

Sudah curiga

Sedangkan ketika ditanya apa perasaan Gubernur Sumsel saat ini ketika tahu itu fiktif, menurutnya manusia yang hidup bergaul, tentu indikasinya bisa dibaca. Tapi sudah tepat langkah Polda Sumsel untuk amankan oknum tersebut.

Herman Deru pun sudah melihat indikasi tidak beres atas adanya sumbangan yang diberikan anak bungsu Akidi Tio, Heriyanti pada saat penyerahan simbolis bakal sumbangan tersebut pada, Senin (26/8/2021).

“Saya waktu di undang sebagai saksi simbolis penyerahan sumbangan itu sudah curiga akan memberikan bantuan ke Kapolda Sumsel itu tidak ada. Indikasinya sudah kita baca,” ujarnya di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (2/8/2021).

Deru mengungkapkan, secara pribadi ia sangat mengapresiasi langkah cepat Polda Sumsel yang langsung melakukan penyelidikan ketika adanya penyerahan simbolis sumbangan sebesar Rp 2 triliun tersebut hingga tertangkapnya tersangka.

Gubernur meminta Polda Sumsel untuk menindak tegas oknum yang melakukan kebohongan publik itu disaat pemerintah daerah tengah fokus melakukan penanganan Pandemi Covid-19.

“Saya meminta Polri menindak tegas oknum ini. Di saat kita sedang fokus penanganan Covid-19 ia malah membuat kegaduhan,” tegas Deru.

Deru mengaku Pemprov Sumsel merasa tidak tertipu atau kena prank terkait sumbangan Rp 2 tersebut. Sebab, sejak awal ia tidak berharap.

Ke depan, apabila bakal ada individu atau korporasi memberikan bantuan ke satgas Covid-19 Sumsel pihaknya akan melakukan kroscek mendalam dan tidak menerima bantuan berupa uang, melainkan material penangan Covid-19.

“Saya merasa tidak kena prank, karena dari awal tidak berharap dengan uang itu. Kalau ada yang mau beri bantuan pemeritah hanya menerima material bukan uang,” ungkapnya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: