Secara keyakinan politik Sandiaga Uno, posisi dirinya ingin lebih kepada ke membela ke rakyat, Sandiaga Uno tegaskan akan terus berada di kepentingan masyarakat.
Pernyataan Sandiaga Uno ini pernah disampaikan jauh sebelumnya ketika ada hembusan informasi mengenai nama Sandiaga Uno beredar jadi calon menteri di kabinet Jokowi-Maruf.
Informasi tersebut sempat disinggung oleh pembawa acara ‘Layar Demokrasi’ di CNN Indonesia, sebagaimana dikutip TribunWow.com, Kamis (6/6/2019).
Kemudian sang pembawa acara televisi itu pun menanyakan terkait sepak terjang Sandiaga Uno kala nanti Pilpres 2019 sudah rampung, apa agenda yang akan dilakukan setelah bertarung di Pilpres 2019.
Si pembawa acara ingin Sandiaga Uno bocorkan agenda ke depan setelah Pilpres 2019 ini.
Soal adanya desas desus yang berhembus kuat bahwa ia dijadikan kandidat calon menteri di kabinet Jokowi-Maruf lantas dijawab Sandiaga Uno. Apa jawabannya? Sandi merasa itu tidak berpikiran ke arah situ,
Karena menurut Sandiaga Uno, pergerakan dalam dunia politik bersifat tak menentu.
“Saya melihat, saya tidak berpikir terlalu jauh,” ungkap Sandiaga Uno.
“Saya belajar di waktu politik yang hanya singkat ini bahwa kita menyusun rencana itu ya yang sebulan dua bulan ke depan lah.”
“Karena kita enggak tahu apa yang akan terjadi.” kata Sandiaga Uno.
“Karena dunia politik itu dinamis sekali,” tutur Sandiaga Uno lagi.
Dikutip dari Wikipedia, pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969 ini tercatat sebagai sosok orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.
Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Sandi menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Mengawali bisnis setelah menganggur akibat perusahaan tempat dia bekerja bangkrut, anak muda berdarah Gorontalo ini mendirikan perusahaan investasi yang diberi nama PT Saratoga Advisor. Kelak usaha tersebut terbukti sukses dan menjadi raksasa dengan nama Saratoga Capital Group yang memiliki puluhan anak perusahaan dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.
Sandiaga Uno lulus dari Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude. Ia mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Di Bank Summa, ia bertemu dan berguru dengan konglomerat William Soeryadjaya pemilik Bank Summa.
Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00.
