Pandangan Gus Baha Soal Palestina-Israel, Yerusalem dan Masjid Al Aqsha

Kecintaan kepada umat Islam, termasuk juga kecintaan kepada Muslim Palestina, tak menjadikan Gus Baha' turut berteriak-teriak dalam demonstrasi membela mereka dari ketertindasan zionis Israel.

Ulama sederhana asal Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha. Beliau juga Rais Syuriah PBNUFoto NU

Makanya, saya bertanya, “Lha Anda kok datang, kira-kira apa alasannya?”

Saya dan ulama tersebut bertemu dengan imam Masjid Al-Aqsa lalu mendapat beberapa pesan. Saya punya foto banyak dengan Imam Masjid Al-Aqsha.

Imam Masjid Al-Aqsha mengatakan bahwa masjid Al-Aqsa selamanya tetap menjadi milik Islam, selama masih banyak pengunjung atau wisatawan Muslim yang datang ke sana, terutama yang berasal dari dunia global, misalnya Arab Saudi, Indonesia, dan Malaysia.

Sebab, dengan banyaknya pengunjung dari berbagai penjuru menjadikan orang Yahudi takut akan merebut, sebab disorot internasional.

Orang Islam Dianggap Menguasai

Tetapi, jika orang Islam sudah tidak berkunjung ke sana, bisa-bisa dianggap yang menguasai hanya Palestina, dan jika dicaplok (direbut) oleh Israel nanti sudah tidak ada yang perduli.

Akhirnya, ulama-ulama Mesir berubah setelah diberi pesan bahwa Masjid Al-Aqsa memiliki eksistensi selama jamaah Islam dari bebagai negara mau berkunjung ke sana. Akhirnya, menjadi milik internasional.

Saya di sana juga ketemu orang Belanda dan orang Inggris yang Muslim. Jadi, seperti diawasi oleh orang sedunia.

Tapi, jika berkunjung ke Masjid Al-Aqsa mau tidak mau harus menggunakan visa dari Israel. Kan ya ribet…

Demikian kisah Gus Baha, dalam pengajian bertema tentang Masjid Al-Aqsha Palestina sebagaimana disadur dari laman berita ngopibareng.id.

Bisakah Konflik Palestina-Israel Dihentikan? Sejarahnya Berawal Darimana?

Palestina dan Israel bisakah berdamai? Gus Baha mengungkap pandangannya bahwa konflik Palestina-Israel sampai kiamat tak akan bisa berdamai. Ini alasan Gus Baha.

Kiai Nahdlatul Ulama ini mengatakan, baik Palestina maupun Israel masing-masing menganggap Yerussalem adalah miliknya. Hal tersebut terjadi karena kitab suci masing-masing, baik Yahudi dan Islam sudah menuliskan itu.

Gus Baha menjelaskan tentang sejarah Yerussalem serta keterkaitannya dengan konflik di Palestina-Israel yang sampai saat ini belum ada kata damai.

“Pada zaman Nabi Muhammad, di Kota Madinah yang dahulu bernama Yasrib, ada komunitas Yahudi dari Bani ‘Aus dan Khazraj,” kata Gus Baha mengawali penjelasannya.

Komunitas Yahudi tersebut mempunyai kitab suci. Ciri utama kitab suci biasanya membicarakan sesuatu yang akan datang, termasuk membicarakan calon nabi akhir zaman dari dinasti Ismaily, yakni generasi Nabi Ismail yang secara geografis harus Mekkah.

Kenapa harus Mekkah? Karena Nabi Ibrahim dan Siti Hajar hidup di Mekkah, sehingga bangsa Arab rata-rata generasi Ismail.

“Kalau yang di Palestina, yaitu Yahuda cs, yang akhirnya sekarang jadi kelompok Yahudi Zionis, itu juga keturunan Nabi Ibrahim, tapi garis keturunan Nabi Ya’qub,” ujar Gus Baha sebagaimana dilansir dari artikel yang terbit di suara.com Kamis, 27 Mei 2021 pukul 16:52 WIB,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: