Mungkinkah Demokrat, PKS dan PPP Akan Bentuk Poros Baru Usung Duet AHY-Sandiaga?

Kini ada dua parpol yang berpotensi membangun koalisi baru. Pertama Partai Demokrat. Partai ini belum menentukan sikap akan bergabung ke koalisi mana sejak keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) usai dikhianati Anies Baswedan. Yang kedua PKS. Partai ini juga galau dan belum mutlak koalisi NasDem-PKB setelah Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai Cawapres Anies. Lantas apakah mungkin kedua parpol itu membangun koalisi baru.

Politisi PPP Sandiaga Uno saat bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono dalam Sebuah Kesempatan

Lebih lanjut dipaparkannya, meski PPP terikat kontrak politik dengan PDIP, pihaknya masih terbuka dengan adanya peluang kerjasama.

Karena menurutnya, semua peluang harus diupayakan untuk bersama membangun bangsa.

“Semua peluang untuk membangun negeri bersama harus kita tempuh, karena negeri ini sangat luas, dan jati diri bangsa kita itu gotong royong. Jadi demokrasi kita adalah demokrasi Pancasila yang intinya itu bisa menghimpun yang terbaik dimiliki bangsa untuk membangun bersama-sama, itu yang akan kami kolaborasikan,” tutupnya.

Usai Hengkang dari Anies, AHY Terbuka dengan Kerjasama Politik

Pasca hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, partainya kini membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi lain.

Namun demikian, Demokrat akan tetap berpolitik mengusung cita-cita perubahan dan perbaikan.

“Mari kita buka lembaran baru ke depan kita harus segera move on. Hari ini, kami, keluarga Partai Demokrat, dengan berbesar hati, dengan kerendahan hati, menyatakan move on dan siap menyongsong peluang peluang baik di depan,” tutur AHY.

Lantas, ke mana dukungan Demokrat akan berlabuh?

Selain Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies-Muhaimin sebagai bakal capres-cawapres, ada dua koalisi partai politik (parpol) lain yang telah mendeklarasikan jagoan masing-masing.

PDI Perjuangan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Pencapresan Ganjar mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua parpol non Parlemen, Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Sementara, Partai Gerindra menjagokan ketua umumnya, Prabowo Subianto, dengan dukungan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), serta parpol non Parlemen, Partai Bulan Bintang (PBB). Keempatnya membentuk Koalisi Indonesia Maju.

Sebelum Muhaimin Iskandar jadi bakal cawapres Anies, PKB juga tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo. Malahan, PKB jadi partai pertama yang menyatakan dukungan buat Menteri Pertahanan itu maju jadi calon RI-1.

Demokrat Berpeluang Merapat ke Kubu Ganjar atau Kubu Prabowo?

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pasca hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Demokrat berpeluang merapat ke koalisi PDI-P atau Gerindra.

Baik koalisi PDI-P maupun koalisi Gerindra diprediksi gerak cepat melakukan pendekatan ke partai bintang mercy itu.

“Ini akan menjadi peluang yang baik bagi PDI-P untuk merangkul Partai Demorkat untuk memperkuat pencapresan Ganjar Pranowo,” kata Umam dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/9/2023).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: