Mungkinkah Demokrat, PKS dan PPP Akan Bentuk Poros Baru Usung Duet AHY-Sandiaga?

Kini ada dua parpol yang berpotensi membangun koalisi baru. Pertama Partai Demokrat. Partai ini belum menentukan sikap akan bergabung ke koalisi mana sejak keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) usai dikhianati Anies Baswedan. Yang kedua PKS. Partai ini juga galau dan belum mutlak koalisi NasDem-PKB setelah Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai Cawapres Anies. Lantas apakah mungkin kedua parpol itu membangun koalisi baru.

Politisi PPP Sandiaga Uno saat bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono dalam Sebuah Kesempatan

Jakarta, EDITOR.ID,- Konfigurasi politik akan penuh kejutan jelang penetapan Bakal Calon Presiden (Bacapres) dan Calon Wakil Presiden (Bacawapres) pada Oktober 2023 mendatang. Isu terbentuknya poros baru dikhawatirkan bakal terjadi sebagai imbas dari ‘patah hati’ parpol yang jagonya tak diakomodasi koalisi dalam perebutan posisi Cawapres.

Munculnya poros baru bisa terjadi karena alotnya negosiasi politik untuk memasang bakal calon wakil presiden (Bacawapres).

Dalam proses penetapan Cawapres akan dipenuhi dinamika. Diakui dari kubu koalisi NasDem-PKB memang sudah anteng mengusung duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Namun di kubu Bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo penetapan Bacawapres masih berjalan alot dan panas sehingga bisa memunculkan dampak ‘patah hati’ sejumlah parpol jika jagonya gagal menembus posisi cawapres di koalisi.

Koalisi parpol hanya punya satu tiket Bakal Cawapres untuk mendampingi Prabowo atau Ganjar. Namun bursa nama yang diajukan parpol anggota koalisi lebih dari satu. Sehingga koalisi harus benar-benar memutuskan nama yang memuaskan semua parpol anggota koalisi.

Di kubu Ganjar sudah mengerucut lima nama yang berpeluang menjadi pendamping mantan Gubernur Jawa Tengah itu. Yakni Ridwan Kamil, Mahfud MD, Agus Harimurty Yudhoyono, Sandiaga Uno dan Erick Thohir.

Hal senada juga terjadi di kubu Prabowo Subianto. Ada empat nama yang menguat untuk menjadi cawapres pedamping Prabowo. Mereka adalah Airlangga Hartarto (Golkar), Erick Thohir (PAN), Yusril Ihza Mahendra (PBB) dan Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo).

Poros Baru Bisa Muncul Jika Ada Parpol Patah Hati

Kini ada dua parpol yang berpotensi membangun koalisi baru. Pertama Partai Demokrat. Partai ini belum menentukan sikap akan bergabung ke koalisi mana sejak keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) usai dikhianati Anies Baswedan.

Yang kedua PKS. Partai ini juga galau dan belum mutlak koalisi NasDem-PKB setelah Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai Cawapres Anies. Lantas apakah mungkin kedua parpol itu membangun koalisi baru.

Poros baru akan terbentuk manakala parpol anggota koalisi mengalami ‘patah hati’ karena jagonya tak diakomodasi oleh partai pemilik Capres. Sebut saja PPP yang berambisi menggolkan Sandiaga Uno sebagai Bacawapresnya Ganjar. Atau PAN yang getol mendorong Erick Thohir jadi Cawapres.

Namun yang paling memungkinkan adalah PPP. Partai berlambang Ka’bah ini disebut-sebut bisa berpotensi ‘patah hati’ jika rekomendasi bakal cawapres nya Sandiaga Uno tak kunjung dijadikan pendamping Ganjar oleh PDI-P

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: