Mungkinkah Demokrat, PKS dan PPP Akan Bentuk Poros Baru Usung Duet AHY-Sandiaga?

Kini ada dua parpol yang berpotensi membangun koalisi baru. Pertama Partai Demokrat. Partai ini belum menentukan sikap akan bergabung ke koalisi mana sejak keluar dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) usai dikhianati Anies Baswedan. Yang kedua PKS. Partai ini juga galau dan belum mutlak koalisi NasDem-PKB setelah Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai Cawapres Anies. Lantas apakah mungkin kedua parpol itu membangun koalisi baru.

Politisi PPP Sandiaga Uno saat bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono dalam Sebuah Kesempatan

“Di sisi lain, Prabowo yang baru saja kehilangan PKB tentu juga berusaha mendekati Demokrat dan PKS yang jelas-jelas punya sejarah dukungan dalam pilpres sebelumnya,” tuturnya.

Sementara, Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, berpendapat, Demokrat lebih diuntungkan jika bergabung dengan koalisi PDI-P untuk mendukung Ganjar. Menurut Ari, tidak mustahil menyatukan PDI-P dan Demokrat dalam satu koalisi.

Apalagi, kedua partai sempat mesra beberapa waktu lalu.

Itu dibuktikan dari pertemuan AHY dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, juga wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

AHY pun sempat disebut Puan sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar.

Memang, hal itu belum tentu terwujud jika Demokrat merapat ke PDI-P. Namun, jika Ganjar menang, setidaknya, AHY punya peluang besar dipilih jadi menteri.

“Andaikan Ganjar terpilih sebagai presiden, AHY adalah kandidat menteri yang potensial,” ujar Ari pada Minggu (3/9/2023).

Sebaliknya, lanjut Ari, Demokrat disebut tak akan mendulang banyak keuntungan jika bergabung ke koalisi pendukung Prabowo.

Apalagi, sejak lama nama Menteri BUMN Erick Thohir digadang-gadang jadi calon pendamping Menteri Pertahanan itu.

“Jika Demokrat masuk dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN dan PBB, maka peran Demokrat akan dinihilkan pula oleh Prabowo atau Golkar serta PAN,” katanya.

Meski begitu, menurut Ari, terbuka pula peluang Demokrat membentuk poros politik baru. Menurutnya, kemungkinan itu bergantung dari cawapres yang kelak ditunjuk untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

Hingga kini, Ganjar belum mengumumkan nama calon pendamping. Namun, PPP yang berkoalisi dengan PDI-P telah menyodorkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, Sandiaga Uno, sebagai calon RI-2.

Ari memprediksi, jika Sandiaga dipilih jadi cawapres Ganjar, maka, hanya ada tiga poros politik.

Ketiganya yakni, koalisi PDI-P yang mengusung Ganjar, koalisi Partai Gerindra yang menjagokan Prabowo Subianto, dan koalisi Nasdem-PKB yang mencalonkan Anies Muhaimin.

Namun, seandainya bukan Sandiaga yang jadi rekan duet Ganjar, PPP diprediksi hengkang dari koalisi PDI-P dan membentuk poros baru.

“Bisa 3 pasang andai Sandiaga Uno dipilih mendampingi Ganjar, tetapi bisa menjadi 4 pasang andai Ganjar tidak memilih Sandiaga,” ujarnya.

Ari menduga, PPP akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS untuk mengusung Sandiaga dan AHY sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kemungkinan itu dinilai terbuka lebar, apalagi belum lama ini sempat muncul kabar duet Sandiaga-AHY.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: