Menelusuri Pengaruh Hindu Budha Dari Struktur Bata Sambimaya di Indramayu

Img 20201205 Wa0030

EDITOR.ID, Indramayu – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu berusaha menguak sejarah ada tidaknya pengaruh Hindu Budha di Kabupaten Indramayu menyusul temuan struktur batu bata di Desa Sambimaya.Sebab selama ini, pengaruh Hindu Budha lebih banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tim gabungan BPCP dan TACB, kini tengah melakukan ekskavasi penyelamatan (resque excavation) terhadap temuan struktur bata atau diduga candi di Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyuat KabupatenIndramayu tersebut. Ekskavasi telah memasuki hari ketiga, tim mulai melakukan upaya identifikasi stuktur bangunan setelah ditemukan beberapa bagian susunan batu bata.

Ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi menjelaskan, selama ini tumpukan batu bata berukuran besar, ditemukan terkubur di dalam tanah di tengah areal persawahan.
Lokasinya berada di bawah gundukan tanah tidak jauh dari pemukiman warga desa setempat. Para arkeolog dan tim ahli cagar budaya menduga tumpukan batu bata merah itu merupakan candi. “Kami berharap misteri keberadaan candi akan terjawab, sekaligus merekonstruksi ulang sejarah peradaban di wilayah pantura, khususnya di Indramayu dan kabupaten lain yang berbatasan,” jelas Dedy, Sabtu (5/12).

Sarjana Arkeologi ini juga memperkirakan struktur batu bata ini merupakan bangunan bersejarah. Hanya saja semua akan terjawab setelah ekskavasi gunung (bagian paling atas bangunan candi). Ia mengakui, susunan bata yang ditemukan di Desa Sambimaya itu berbeda dengan bata merah pada masa kini. Menurutnya, bata tersebut serupa dengan bata yang ditemukan di candi Batujaya Karawang maupun candi di Trowulan Jawa Timur. “(Temuan bata di Sambimaya) itu ada indikasi bata kuno, apalagi ada bekas jejak kaki anjing pada batanya,” tutur Dedy.

Meski demikian, Dedy belum bisa memastikan umur dari bata di Desa Sambimaya itu. Pasalnya, harus ada pengukuran terlebih dulu dari pihak Geologi. Dedy mengungkapkan dari hasil ekskavasi awal yang dilakukannya selama tiga hari ini, terungkap bahwa bata merah yang diduga merupakan susunan struktur bangunan kuno itu tidak menggunakan semen. Dia menyatakan, penelitian lebih lanjut akan dapat mengungkap teknologi maupun bahan penyusun bata tersebut. “Di masa lalu memang ada teknik tertentu (pembuatan bangunan) tanpa semen,” tukas dia.

Selain itu, lanjutnya, dari hasil penelitian mengenai temuan itu juga nantinya akan bisa membuktikan bahwa pengaruh Hindu Budha kemungkinan juga terdapat di Indramayu. Sedangkan selama ini, pengaruh Hindu Budha lebih banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (Hendra Sumiarsa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: