Komunitas Brang Wetan Jaring Duta Toleransi Bangsa

komunitas brang wetan jaring duta toleransi bangsa

EDITOR.ID ? Sidoarjo, Peristiwa penangkapan tersangka teroris yang dilakukan di Sidoarjo dan Surabaya beberapa hari lalu memantik keprihatinan dari Komunitas pelestari Budaya Nasional, Brang Wetan.

?Berkembangnya paham radikalisme yang berimbas pada timbulnya intoleransi di bangsa ini merupakan problema riil yang terjadi di pelupuk mata. Harus diselesaikan! Dan itu mesti dimulai dari akarnya,? sebut Bendahara Umum Brang Wetan Sidoarjo, Drs. H. Mahmud Yunus, Mpd, pada Rabu (03/03/2021).

Menurutnya fenomena ini harus menjadi masalah bersama semua komponen bangsa dan tidak bisa hanya bergantung pada langkah dan upaya pemerintah saja. Justru menurutnya peran warga negara dan kelompok-kelompok masyarakat menjadi unsur terpenting.

?Kami mengajak semua warga untuk segera bergerak menuntaskan masalah ini dengan caranya masing-masing. Yang jelas harus kita tumbuhkan lagi sebuah kesadaran bahwa bangsa ini dibangun dari beragam batu pondasi. Dan keberagaman itulah kekuatan kita. Ini yang harus disadari,? tandas pria alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.

Komunitas Brang Wetan sendiri sudah coba memulainya dengan menyasar para generasi muda, khususnya para pelajar. Yakni dengan menjadikan mereka sebagai duta-duta toleransi di sekolahnya masing-masing.

Tujuan utamanya adalah untuk menanamkan Pancasila sebagai jatidiri bangsa pada kaum muda. Sehingga nantinya mereka yang sudah terjaring dalam kegiatan duta toleransi ini bisa menyebarkan nilai-nilai ideologi bangsa itu pada orang-orang di sekitarnya.

?Kami sudah menggandeng sekolah-sekolah di beberapa kecamatan yang menurut kami rentan terhadap timbulnya gerakan radikalisme. Diantaranya di Sedati, Waru, Taman dan Sukodono. Kalau mengacu pada peristiwa penangkapan tersangka teroris kemarin, sepertinya sudah saatnya Candi juga kita sentuh,? ujar pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Mas Willy itu.

Gerakan ini sudah dilakukan Brang Wetan sejak Juli 2020 lalu dan masih terus berjalan hingga saat ini. ?Tapi kami tak bisa jalan sendiri. Ini tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa sebagai anak kandung ibu pertiwi,? ujarnya.

Selain gelaran program Duta Toleransi tersebut, komunitas yang beranggotakan para seniman, budayawan dan intelektual tersebut juga membuka kelas pengajaran bahasa Jawa pada siapa saja yang berminat.

?Bukan sekedar belajar menulis dan membaca aksara Jawa saja, namun di dalam bahasa sebagai produk budaya tersebut terkandung nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal sekaligus religiusitas yang mengayomi semua umat manusia,? pungkas Willy. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: