Kian Mesra dengan Jokowi dan Mega, “Penumpang Gelap” Prabowo Gigit Jari

Prabowo, kata Dasco, memang mengatakan pada timnya akan mengambil tindakan yang tak diprediksi kelompok itu.

“Kata Prabowo, ‘saya akan ambil tindakan yang bikin orang-orang itu enggak menduga’. Dia (Prabowo) banting setir, orang gigit jari,” katanya.

Langkah selanjutnya, Prabowo membuka jalan rekonsiliasi, bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo. Itu pun, kata Dasco, putusan yang sepertinya tak diduga kelompok tersebut.

Langkah itu, kata Dasco, diakukan lantaran setelah sidang MK, masih ada sekelompok orang yang berusaha menghasut Prabowo.

Dasco menyebut kelompok itu ingin Prabowo mengorbankan para ulama dan emak-emak.

“Sesudah MK masih ada tuh, ada yang ngomong sama Prabowo, ‘Pak, kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.’ Prabowo pikir, ‘Emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan,’” ujar Dasco.

Guna mengantisipasi kekisruhan yang diinginkan oleh penumpang gelap itu, kata Dasco, maka Prabowo merancang pertemuan dengan Jokowi.

Tujuannya, rekonsiliasi pascapilpres. Pertemuan itu pun terjadi pada 13 Juli 2019 di stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus.

“Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri. Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, tiba-tiba. Untuk persatuan bangsa, ketemu lah dua tokoh itu di MRT,” pungkasnya.

Hingga akhir ceritanya, Dasco tak mengungkap siapa di balik penumpang gelap itu. Yang jelas, kata dia, Prabowo kesal terhadap kelompok ini. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: