Manfaat Pacaran

Manfaat pacaran sebelum menikah adalah kita bisa tahu kebiasaannya, adatnya, sifatnya, kelakuannya, etikanya, moralnya, sopan santunnya, ibadahnya, pengetahuannya, tanggung jawabnya, kejujurannya, akhlaknya, dan imannya.

Ilustrasi
Asri Hadi

Oleh : Asri Hadi
Penulis Adalah Pemerhati Sosial, Dosen, Jurnalis

Jakarta, EDITOR.ID,- Ketika masih muda dan belum punya pasangan hidup, pernahkan anda mengalami masa pacaran? Momen dimana ada dua insan manusia dipertemukan untuk saling mengenal, memahami watak, kepribadian dan karakter satu sama lainnya, menyatukan persamaan dan menyesuaikan perbedaan.

Untuk mendapatkan pasangan hidup sebaiknya kita harus mulai dulu dengan pacaran.

Lho kenapa nggak langsung menikah saja?

Karena dengan berpacaran kita akan mendapatkan banyak manfaat. Yakni kita bisa mengenali terlebih dahulu secara mendalam siapakah sosok calon pasangan yang akan hidup bersama dengan kita untuk membangun biduk rumah tangga.

Sehingga kita bisa melakukan adaptasi dan menyesuaikan karakter dan sifat pasangan kita.

Manfaat pacaran sebelum menikah adalah kita bisa tahu kebiasaannya, adatnya, sifatnya, kelakuannya, etikanya, moralnya, sopan santunnya, ibadahnya, pengetahuannya, tanggung jawabnya, kejujurannya, akhlaknya, dan imannya.

Kalau sudah tahu dan menurut kita oke, barulah kita membuat keputusan untuk menikah. Kita akan membentuk keluarga. Dalam berkeluarga kita akan memiliki anak. Bisa satu bisa juga lebih dari satu atau banyak. Dalam memilih pasangan yang harus kita pahami dan kenali betul adalah integritas dan kejujuran.

Sebagai kepala rumah tangga, didampingi istri, kita akan memimpin anak-anak kita agar mereka bisa berjalan dengan baik sesuai tujuan hidup dan berkeluarga.

Maksud saya menulis artikel ini untuk mencontohkan atau memberikan gambaran tentang pasangan Capres dan Cawapres dalam sebuah negara.

Pasangan pemimpin dalam sebuah negara itu ibarat pasangan suami istri atau pasangan hidup. Bagaimana antara suami dan istri bisa menyatukan dua perbedaan karakter asal sebelum menikah.

Tujuannya? Agar suami dan istri ini bisa merancang, membina, mengelola anak-anaknya menjadi anak yang baik yang bisa berguna, memiliki akhlak atau atitude baik dan bisa bersosialisasi dengan masyarakat.

Nah sama dengan sosok calon pemimpin di sebuah negara, baik itu Calon Presiden atau Wakil Presiden. Dia akan berpasangan selama 5 tahun untuk memimpin jutaan keluarga di Indonesia.

Jika ia tidak terlebih dahulu “pacaran” untuk bisa saling mengenali watak, kepribadian, akhlak, kebiasaan buruk, maka di dalam memimpin bangsa ini ke depan, maka relasi pasangan ini akan mengalami pasang surut. Perbedaan dan rasa egoisme akan menjadi godaan dan ujian dalam menahkodai kapal besar yang disebut negara atau bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: