Ketua DPRD DKI: Anies Itu Gubernur, Tapi Otaknya Jadi Presiden, Itu Ya Repot

Anies Baswedan

EDITOR.ID, Jakarta,- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap tidak menghargai kerja yang telah dilakukan oleh gubernur sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Prasetyo Edi mencotohkan soal pembangunan Ruang Publik Terpadu dan Ramah Anak (RPTRA) yang merupakan program unggulan era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun, kini berganti nama Taman Maju Bersama.

“Saya enggak ngerti itu Taman Maju Bersama. Kalau RPTRA kan paling gampang. Hal-hal seperti itu enggak bisa menghargai ide orang. Selalu mengatakan dia (Anies) yang paling benar,” kata Prasetyo dikutip dari akun YouTube Total Politik, Rabu (23/2/2022).

Ia juga mencontohkan soal Taman Kalijodo yang direvitalisasi menjadi ikon Jakarta. Namun, kata dia, Taman Kalijodo juga saat ini terbengkalai dan tidak terawat.

“Soal Kalijodo, coba lihat sekarang, kembali ke asal muasalnya lagi. Padahal dulu kita mengeksekusi itu untuk tempat ikon baru, orang bisa main di situ. Itu kan sekarang berantakan lagi. Kayak begitu saja enggak bisa menjaga. Ini kan harus dihormati juga pemerintahan sebelumnya yang membuat. Pokoknya yang penting asal beda, ya repot,” tuturnya.

Saat ditanya apakah Anies hanya menjalankan visi gubernur saja atau ingin ada perbedaan dari gubernur sebelumnya, Prasetyo menilai tidak. Namun, ia menyebut Anies jabatannya gubernur, tetapi otaknya menjadi Presiden.

“Kalau saya bilang enggak ada pemikiran seperti itu juga. Beliau itu menjadi gubernur, otaknya jadi presiden, itu ya repot,” ucap Prasetyo.

Lebih lanjut, sebagaimana dilansir warta ekonomi, Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, dirinya berbicara apa adanya. Pasalnya, kata Prasetyo, gubernur dan Ketua DPRD levelnya sama dan sama-sama dipilih rakyat sehingga harus ada kebersaman antara DPRD dan Pemprov DKI.

“Saya ini terbuka kok, saya ngomong apa adanya. Ini saya merasakan. Gubernur sama Ketua DPRD kan sama levelnya. Sama-sama dipilih rakyat, satu megang eksekutif, satu megang DPRD. Lah kalau ini enggak ada kebersamaan, bagaimana?” pungkasnya. (dq)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: