Oleh: Dewangga Evan
Penulis adalah Mahasiswa Sosiologi Fisip Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
EDITOR.ID, Kemiskinan Masih menjadi momok di Jawa Timur. Pemerintah provinsi yang dikomandoi oleh Khofifa telah mempromosikan program kerja Nawa Bhakti Satya, salah satu program di dalamnya adalah Jatim Sejahtera yang fokus pada permasalahan pengentasan kemiskinan.
Program yang dijalankan berbentuk PKH plus, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, mengentaskan kemiskinan para lansia dan keluarga kurang mampu melalui akses layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial serta mengurangi beban pengeluaran. Namun apakah berjalan?
Dalam 2 tahun terakhir, kemiskinan di jatim tidak mengalami perubahan positif, pada akhir tahun 2018 kemiskinan di Jatim sebesar 10,85% lalu tahun berikutnya sebesar 10,37% dan akhir 2020 didukung adanya pandemi covid-19 melesat menjadi 11,09%.
Data tersebut sesuai dengan yang ada di BPS Jatim. Pemerintahan Khofifah telah mencatat rekor menjadi salah satu provinsi yang memiliki masyarakat miskin tertinggi di Indonesia. Sebanyak 4,419,10 ribu jiwa.
Dari data diatas, memperlihatkan bahwa program Jatim sejahtera hanya berjalan di tempat. Perlu penegasan dan kebijakan ulang perihal program Jatim Sejahtera, agar janji kampanye dari Khofifah ini bisa terwujud, jika hanya sebatas visi dan misi dan juga tidak tentunya pandemi ini kapan berakhir, kemungkinan besar kemiskinan di Jawa timur akan melesat lebih tinggi lagi.
